Pada 12 Desember 2024, suasana di dalam lingkup HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) semakin memanas dengan berbagai persiapan untuk Sinode Godang yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Ini adalah momen penting bagi HKBP karena selain menjadi ajang refleksi keagamaan, Sinode Godang juga akan menjadi ajang pemilihan untuk menentukan pimpinan gereja HKBP periode 2024-2028, baik di tingkat Ephorus, Sekretaris Jenderal (Sekjen), maupun Praeses.
Pada kesempatan ini, sejumlah nama mencuat sebagai calon pemimpin gereja HKBP. Di antara nama-nama calon Ephorus yang akan dipilih pada Sinode Godang ke-67, terdapat Pdt. Dr. Victor Tinambunan, Pdt. Maulinus Siregar, M.Th, dan Pdt. Roida Situmorang, S.Th., D.Min. Ketiganya memiliki rekam jejak yang kuat dalam pelayanan dan pengabdian kepada gereja. Mereka akan bersaing untuk memimpin HKBP di tingkat global.
Selain itu, posisi Sekjen juga menjadi sorotan dengan beberapa calon yang diajukan. Nama-nama yang muncul dalam daftar calon Sekjen HKBP adalah Pdt. Baner Siburian, Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th, dan Pdt. Esther br Sitorus, yang semuanya memiliki kontribusi besar dalam pelayanan gereja HKBP. Pemilihan Sekjen ini sangat penting karena peran Sekjen memiliki tanggung jawab besar dalam koordinasi kegiatan gereja di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, untuk posisi Praeses, terdapat 101 calon yang bersaing untuk memimpin Distrik-Distrik HKBP di seluruh dunia. Di antaranya, banyak calon perempuan yang memiliki potensi besar untuk memimpin, seperti Pdt. Bernike Pardosi, Pdt. Candra Simanjuntak, dan Pdt. Darna Lumbantobing. Para calon ini diharapkan dapat membawa perubahan dan memperkuat pelayanan gereja di tingkat distrik.
HKBP di seluruh dunia saat ini mencatatkan jumlah jemaat sekitar 6 juta orang dan memiliki 3.381 gereja yang tersebar di 32 distrik. Jumlah pendeta mencapai 2.115 orang, yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan keagamaan. Dengan begitu banyaknya jemaat dan gereja, pemilihan pemimpin yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan pelayanan gereja HKBP.
Pembangunan Provinsi Tapanuli juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses ini. Salah satu topik yang terus mengemuka adalah pembentukan Provinsi Tapanuli, yang diharapkan bisa memberikan manfaat besar bagi masyarakat di wilayah tersebut. Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT) berkomitmen untuk mewujudkan harapan 12 juta orang yang menginginkan pembentukan provinsi baru ini. Hal ini menunjukkan betapa erat kaitannya antara kehidupan gereja dan pembangunan daerah dalam mewujudkan kesejahteraan.
Selain itu, laporan mengenai jumlah calon yang akan memilih dalam Sinode Godang juga memberikan gambaran tentang keterlibatan aktif para pendeta dalam menentukan arah gereja ke depan. Sinode Godang akan dihadiri oleh 1.742 pendeta yang akan menentukan siapa pemimpin gereja untuk periode mendatang.
Tidak hanya soal pemilihan pemimpin gereja, HKBP juga menyoroti masalah administrasi dan kesejahteraan anggota gereja. Salah satunya adalah peningkatan kualitas pendeta dan penguatan peran diakones dalam pelayanan gereja. Sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan dapat membawa HKBP ke arah yang lebih baik.
Di sisi lain, isu-isu sosial-politik di Indonesia juga turut mewarnai percakapan mengenai perkembangan gereja. Sejumlah berita dan diskusi tentang Pilkada, pemilu, dan peristiwa penting lainnya turut menghiasi percakapan dalam grup ini, menunjukkan bagaimana konteks politik di luar gereja juga mempengaruhi dinamika sosial di dalam gereja.
Salah satu yang menarik adalah munculnya berbagai pemberitaan mengenai kasus-kasus yang melibatkan oknum pejabat, seperti yang terjadi dengan Ketua PDIP Toba yang ditangkap karena diduga terlibat dalam penggelapan pajak. Hal ini menambah ketegangan politik menjelang Pilkada yang diprediksi akan masuk ke putaran kedua.
Tidak hanya itu, perkembangan terkait dengan persoalan hukum dan kriminal juga terus mengundang perhatian. Berita mengenai dugaan keterlibatan konglomerat dalam kasus hukum besar yang berhubungan dengan blok Medan menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.
Namun, di tengah segala kontroversi tersebut, kehidupan gereja dan masyarakat HKBP terus berjalan, dengan semangat untuk memajukan gereja dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Sementara itu, anggota gereja di Provinsi Tapanuli, yang berharap akan terwujudnya provinsi baru, terus mendukung Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli dengan penuh harapan.
Menjelang Sinode Godang 2024, banyak orang yang berharap agar pemilihan para pimpinan gereja berjalan lancar dan membawa HKBP ke arah yang lebih baik. Ini adalah waktu yang penting untuk gereja dan masyarakat, karena keputusan yang diambil akan menentukan arah pelayanan gereja dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan demikian, Sinode Godang HKBP menjadi peristiwa yang sangat dinantikan, baik bagi jemaat di Indonesia maupun di seluruh dunia. Proses pemilihan ini tidak hanya berfokus pada perubahan di dalam gereja, tetapi juga pada bagaimana HKBP dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat, khususnya dalam pembangunan Provinsi Tapanuli yang sedang diperjuangkan.
0 Comments
Terimakasih