Renungan Harian HKBP: "Korban Bagi Dosa Besar dan Panggilan Mengikuti Jalan Tuhan"

Pada Rabu, 4 Desember 2024, sebuah renungan spiritual yang mendalam dibagikan oleh Ellen G. White, yang menyoroti pentingnya memahami "Korban Bagi Dosa Besar" melalui kisah Musa dan ular tembaga dalam Bilangan 21:9. Dalam renungan ini, pembaca diingatkan bahwa melalui iman kepada perintah Allah, kesembuhan dan pembebasan dari dosa menjadi mungkin. Musa, sebagai pemimpin, diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat ular tembaga yang ditinggikan di atas tiang, sebuah simbol penting yang mengajarkan bangsa Israel tentang kebergantungan mereka pada Tuhan.

Ular tembaga ini bukanlah benda yang memiliki kuasa untuk menyembuhkan, namun tindakan memandang kepada ular tersebut adalah bentuk pengakuan iman kepada kuasa Tuhan yang lebih besar. Dengan menuruti perintah Allah, orang-orang yang sakit akibat gigitan ular bisa disembuhkan. Namun, ada beberapa orang yang tidak percaya dan tetap menolak untuk memandang, sehingga mereka pun kehilangan kesempatan untuk disembuhkan.

Renungan ini mengajak umat untuk merenungkan apakah mereka, seperti bangsa Israel pada waktu itu, percaya bahwa penderitaan yang mereka alami adalah akibat dosa, dan bahwa hanya dengan memandang kepada Kristus—korban terbesar untuk dosa—mereka bisa disembuhkan. Hal ini mengingatkan bahwa pengorbanan Kristus menjadi lambang keselamatan dan penebusan bagi umat manusia.

Penting untuk dipahami bahwa korban-korban yang dilakukan oleh umat Israel tidak memiliki kuasa untuk menghapuskan dosa mereka. Sebagaimana ular tembaga yang hanya merupakan simbol, demikian pula persembahan mereka harus mengarahkan perhatian mereka pada Kristus, yang menjadi korban bagi dosa mereka. Ini adalah pelajaran iman yang sangat dalam, yang mengajarkan umat untuk tidak bergantung pada perbuatan atau pengorbanan mereka sendiri, tetapi kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Dalam bagian lain dari renungan, Ellen G. White mengajak pembaca untuk merenungkan apakah mereka pernah merasa bahwa Tuhan menyediakan berkat melalui perintah yang tampak aneh. Terkadang, jalan yang Tuhan pilih untuk menyelesaikan masalah atau memberikan berkat mungkin terlihat tidak sesuai dengan logika manusia, namun pada akhirnya, itu adalah cara Tuhan untuk menguji iman dan ketaatan umat-Nya.

Sebagai bagian dari pendalaman spiritual, renungan ini mengajak umat untuk terus memperkuat iman mereka melalui doa dan pengajaran firman Tuhan. Pendalaman yang lebih lanjut juga tersedia melalui podcast dan platform musik seperti Spotify, yang memberikan kesempatan bagi umat untuk mendengarkan firman Tuhan secara lebih mendalam.

Sementara itu, di tengah kegiatan Sinode Godang HKBP yang berlangsung dari 2 hingga 8 Desember 2024, umat HKBP diingatkan akan pentingnya persatuan dan penguatan iman dalam menghadapi tantangan. Dalam hal ini, seluruh elemen gereja, mulai dari pendeta hingga sintua, bersatu dalam doa dan dukungan untuk memilih pemimpin yang akan memimpin HKBP selama periode 2024-2028.

Pesan yang dibagikan melalui sinode ini juga mengingatkan bahwa hanya dengan mengikuti jalan Tuhan, segala halangan dalam hidup dapat dihancurkan. Hal ini diperkuat dengan kutipan dari Matius 10:38 yang mengajarkan bahwa siapa yang tidak memikul salib dan mengikuti Yesus, tidak layak bagi-Nya. Mengikuti Yesus berarti siap mengorbankan segala hal, bahkan hidup pribadi, untuk memperoleh kehidupan baru dalam Kristus.

Dalam suasana penuh harapan, umat HKBP juga diajak untuk bersyukur atas pemilihan Pdt. Maulinus Siregar sebagai Ephorus HKBP yang baru. Sebagai pemimpin gereja, Pdt. Maulinus Siregar dipandang sebagai figur yang akan memimpin umat HKBP menuju pertumbuhan rohani dan pelayanan yang lebih baik di masa mendatang. Doa dan harapan diberikan agar Tuhan memberkati pelayanan beliau, serta seluruh umat yang terlibat dalam Sinode Godang.

Selain itu, dalam perenungan ini, umat diingatkan untuk terus berusaha hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, dan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan-Nya. Ketaatan kepada Tuhan adalah kunci untuk hidup dalam damai sejahtera, meskipun dunia di sekitar kita seringkali penuh dengan godaan dan cobaan.

Renungan ini mengakhiri dengan doa untuk setiap individu yang mengikuti jalan Tuhan. Umat diajak untuk mendoakan agar kehidupan mereka diberkati, agar mereka selalu memiliki kerendahan hati untuk mengikut Tuhan dan menerima kasih-Nya yang tak terhingga. Dengan penuh iman dan harapan, mereka diminta untuk tetap teguh dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Kristus, yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup.

Tuhan memberkati semua orang yang telah menerima pesan ini dan memberikan mereka kekuatan untuk terus berjalan dalam iman yang kokoh. Semoga setiap langkah hidup kita senantiasa diiringi oleh kasih Tuhan, membawa damai sejahtera dan keselamatan bagi umat-Nya.

Post a Comment

0 Comments