PARDOMUANSITANGGANG.COM - Pada tanggal 15 November 2024, sebuah informasi penting mengenai hasil kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) diterima dengan antusias oleh para anggota grup guru. Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud menyampaikan beberapa poin penting yang akan mempengaruhi arah kebijakan pendidikan di Indonesia. Salah satu hal yang ditekankan adalah pentingnya transformasi pengetahuan dari guru ke murid, di mana guru tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka lebih jauh. Hal ini menunjukkan perubahan paradigma dalam dunia pendidikan yang tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan siswa.
Mendikbud juga menegaskan bahwa setiap guru perlu memahami karakter dan psikologis murid mereka. Siswa bukan hanya sebagai objek belajar, tetapi juga sebagai individu yang membawa potensi besar untuk masa depan bangsa. Menurutnya, guru harus menerima siswa sebagai titipan orang tua yang kelak akan menjadi pemimpin di masyarakat, bahkan di dunia. Hal ini menggugah para pendidik untuk lebih peduli terhadap perkembangan siswa, baik secara akademis maupun secara personal.Pernyataan tentang pengurangan kegiatan administratif juga mendapat perhatian. Mendikbud menyebutkan bahwa berbagai "upload" yang selama ini dianggap membebani akan dikurangi, sementara e-kinerja akan disederhanakan. Hal ini disambut positif oleh para guru yang selama ini merasa kesulitan dengan tuntutan administratif yang terus berkembang. Dengan kebijakan ini, diharapkan guru dapat lebih fokus pada pengajaran dan pengembangan profesionalisme.
Selanjutnya, Mendikbud mengungkapkan bahwa pemenuhan jam mengajar 24 jam tidak harus selalu dilakukan melalui tatap muka di kelas. Guru dapat memenuhi kewajiban ini dengan cara meningkatkan kualitas mereka melalui pelatihan atau dengan melakukan pembimbingan terhadap murid. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi para pendidik, sehingga mereka bisa terus berkembang tanpa terbebani dengan keharusan untuk hadir di kelas secara fisik setiap saat.
Selain itu, Mendikbud mengajak para guru untuk saling berbagi praktik baik, bukan untuk menggurui satu sama lain. Hal ini mengingatkan kita bahwa sesama pendidik memiliki banyak pengalaman dan cara yang berbeda dalam menyampaikan materi, dan berbagi praktik baik dapat memperkaya cara-cara pengajaran yang ada. Melalui berbagi pengalaman, guru bisa saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, menciptakan suasana kolaboratif yang lebih produktif.
Salah satu poin penting lainnya adalah mengenai kebijakan restorasi justice yang bisa diterapkan dalam tindakan guru yang bertujuan mendidik dan mendisiplinkan siswa. Mendikbud menyatakan bahwa apabila seorang guru perlu mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap pelanggaran, maka pihak kepolisian siap membantu, asalkan tindakan tersebut bertujuan untuk mendidik. Namun, pelanggaran berat seperti pelecehan seksual akan tetap diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan memberi kelonggaran dalam beberapa aspek, pelanggaran berat tetap mendapat perhatian serius.
Selain itu, Mendikbud mengumumkan akan dibukanya sekolah khusus untuk anak-anak yang putus sekolah karena kasus kekerasan seksual. Hal ini merupakan langkah penting dalam memberikan pendidikan kembali kepada anak-anak yang terabaikan atau terdampak oleh situasi tersebut, memberikan kesempatan mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak dan aman.
Pernyataan Mendikbud tentang penambahan mata pelajaran seperti Kecerdasan Buatan (AI) dan Coding yang akan menjadi mata pelajaran pilihan juga mendapatkan perhatian. Hal ini menandakan adanya perubahan yang lebih besar di dunia pendidikan, di mana keterampilan teknologi menjadi semakin penting dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan memperkenalkan pelajaran ini, diharapkan siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan yang semakin bergantung pada teknologi.
Tentu saja, program-program seperti Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak juga menjadi topik pembicaraan. Mendikbud menyampaikan bahwa akan ada kebijakan baru yang lebih mendukung pelaksanaan program ini, yang diharapkan bisa mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Program ini sudah memberi dampak positif, namun dengan kebijakan baru, diharapkan bisa menjangkau lebih banyak guru dan sekolah, memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan.
Menanggapi semua informasi tersebut, para anggota grup mulai berbicara tentang harapan dan dampaknya terhadap pendidikan di daerah mereka. Sunarno, salah satu anggota grup, menyatakan bahwa informasi ini akan sangat membantu mematangkan pemahaman mereka tentang arah kebijakan pendidikan yang baru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi antar guru dalam saling memahami kebijakan dan bagaimana hal tersebut bisa diterapkan di sekolah mereka masing-masing.
Menjelang akhir percakapan, Putri Pahlawani kembali mengingatkan semua anggota grup tentang webinar yang akan diadakan pada Sabtu, 16 November 2024, dengan tema "Kupas Tuntas Miskonsepsi P5". Ini adalah kesempatan bagi para guru untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang konsep dan implementasi P5 dalam pembelajaran. Webinar ini diharapkan menjadi ajang bagi guru untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana cara mengimplementasikan pendidikan yang berbasis pada penguatan karakter dan kompetensi siswa secara menyeluruh.
0 Comments
Terimakasih