Semangat Kekeluargaan dan Kebersamaan Pomparan Raja Sitanggang dalam Pembangunan Tugu dan Ruma Parsantian

Pangururan, 15 Oktober 2024 – Punguan Pomparan Raja Sitanggang kembali menunjukkan solidaritas dan kebersamaan dalam mendukung pembangunan Tugu dan Ruma Parsantian Raja Sitanggang di Tiga Urat Buhit, Pangururan. Melalui diskusi dan komunikasi yang berlangsung di grup WhatsApp, para anggota punguan dari berbagai daerah mengungkapkan apresiasi, dukungan, serta partisipasi aktif mereka dalam menyukseskan proyek ini.



Dalam grup diskusi yang dihadiri oleh berbagai anggota dari berbagai wilayah, informasi mengenai progres pembangunan tugu dan rumah parsantian terus diperbarui. Ir. Jonni Sitanggang dari Medan membagikan perkembangan terkini terkait proyek ini, menyebutkan bahwa tahap pembersihan lokasi dan pembangunan tugu serta rumah parsantian direncanakan akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Dukungan serta partisipasi dari seluruh pomparan Raja Sitanggang sangat diharapkan untuk menyukseskan proyek besar ini.

Salah satu momen penting yang mendapat banyak tanggapan positif adalah apresiasi terhadap kemajuan pembangunan. Parhobas Raja Sitempang 18, Pst. Nelson Sitanggang, OFMCap., menyatakan kebanggaannya terhadap usaha bersama ini, sementara Yully Tony Sitanggang, SE, MM, dari Yogyakarta, juga memberikan dorongan moral dengan menyebut proyek ini sebagai kebanggaan bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang.

Tidak hanya itu, dalam grup WhatsApp tersebut juga terdapat berbagai diskusi ringan serta informasi bermanfaat yang dibagikan antaranggota. Salah satunya adalah tips penanganan awal kebakaran rumah yang dibagikan oleh Juslin Sitanggang dari Batam, yang menekankan pentingnya menggunakan air yang dicampur dengan deterjen untuk memadamkan api secara efektif sebelum membesar.

Namun, percakapan di grup ini tidak hanya berkisar pada pembangunan tugu, tetapi juga tentang berbagai kejadian sehari-hari, seperti laporan kecelakaan ringan yang disampaikan oleh Edison Sitanggang dari Jember, yang tetap dikemas dengan nada humor oleh para anggota grup.

Dukungan dalam bentuk materiil juga terus mengalir dari berbagai keluarga yang ingin berkontribusi dalam pembangunan Tugu Raja Sitanggang. Ir. Jonni Sitanggang dari Medan melaporkan adanya tambahan donasi dari beberapa anggota, yang dengan sukarela menyumbangkan dana sebagai bentuk kepedulian terhadap proyek ini. Beberapa nama seperti keluarga A. Sitanggang dari Jayapura Papua, Ronal Sitanggang dari Jakarta, dan Jesaya Sitanggang dari Kalimantan Barat turut serta dalam donasi spontan yang terus bertambah.

Selain itu, suasana haru juga menyelimuti grup ini ketika berita duka datang dari Medan mengenai wafatnya Op. Bastian boru Sitindaon, istri dari Op. Bastian Sitanggang, Ketua Purasitabor sektor Mandala Medan. Ucapan belasungkawa mengalir deras dari berbagai anggota, termasuk dari Pdt. Freddy Sitanggang dan sejumlah tokoh lainnya yang turut menyampaikan doa bagi keluarga yang ditinggalkan.

Di tengah kesibukan pembangunan tugu, anggota grup juga saling berbagi nasihat rohani dan motivasi hidup. Bernhard Sitanggang dari Semarang mengingatkan pentingnya keadilan dalam profesi hukum, sementara Pdt. Timbul Sitanggang menekankan bahwa kebenaran selalu akan menang melawan kejahatan dan kelicikan, memberikan semangat bagi seluruh anggota punguan.

Perbincangan di grup ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan kekeluargaan di antara keturunan Raja Sitanggang, baik dalam suka maupun duka. Komunikasi yang erat melalui media digital menjadi jembatan bagi mereka yang tersebar di berbagai daerah untuk tetap menjaga hubungan dan mendukung satu sama lain.

Seiring dengan semakin dekatnya tahap akhir pembangunan Tugu dan Ruma Parsantian, anggota punguan terus diajak untuk berpartisipasi dan berdonasi demi terwujudnya proyek ini. Dengan semangat marsada (bersatu) dan kebersamaan, diharapkan seluruh pomparan Raja Sitanggang dapat melihat hasil nyata dari upaya gotong royong ini.

Horas!

Post a Comment

0 Comments