Solidaritas Keluarga Sitanggang dalam Menghadapi Banjir di Patumbak, Medan

Pada akhir November 2024, wilayah Patumbak di Medan, Sumatera Utara, diguncang oleh bencana banjir yang menimpa banyak keluarga di kawasan tersebut. Salah satu keluarga yang terdampak adalah keluarga Purasitabor, yang menjadi sasaran perhatian banyak pihak, terutama dari kalangan kerabat dan komunitas Sitanggang. Kejadian ini memunculkan gelombang solidaritas yang luar biasa dari berbagai elemen keluarga untuk memberikan dukungan kepada mereka yang terkena musibah.

Sejak kejadian banjir, berbagai pesan yang berisi ajakan untuk memberikan bantuan mengalir melalui grup-grup WhatsApp keluarga. Salah satunya adalah pesan yang disampaikan oleh Kastro Stg, yang mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam program "Spontanitas Panumpahion" atau donasi spontan kepada keluarga Purasitabor yang terdampak bencana. Kastro juga mencantumkan rincian bantuan yang telah diterima dan saluran untuk donasi, yakni melalui rekening Marni Silaban di BRI dengan nomor rekening yang jelas.

Donasi ini pun mendapatkan respons yang sangat positif dari banyak pihak. Dalam daftar yang dipublikasikan, beberapa anggota keluarga Sitanggang mencatatkan sumbangan mereka, mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000. Beberapa nama yang tercatat di antaranya Kastro Sitanggang, St. Sanro P. Sitanggang, hingga Golden Sitanggang. Dukungan juga datang dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan Barat dan Lampung, menunjukkan bahwa bencana ini menyentuh hati banyak orang yang memiliki ikatan keluarga dengan mereka yang terdampak.

Selain itu, pada tanggal 1 Desember 2024, Kastro Stg melaporkan bahwa donasi yang diterima oleh keluarga Purasitabor telah mencapai sejumlah nominal yang signifikan, dan beberapa di antaranya telah tercatat lunas. Laporan tersebut juga menyertakan pengumuman tentang donasi yang berhasil terkumpul, termasuk sumbangan dari keluarga Purasitabor sektor 13 Martoba, Amplas, dan Maruli P Sitanggang. Hal ini menunjukkan keseriusan dalam mendukung keluarga yang membutuhkan.

Tidak hanya bantuan dalam bentuk uang, pesan-pesan doa dan harapan dari berbagai anggota keluarga juga menyertai setiap kontribusi yang diberikan. Doa-doa ini menjadi penguat semangat bagi keluarga yang tengah berjuang menghadapi bencana. Salah satu pesan yang banyak diterima adalah harapan agar keluarga Purasitabor diberikan kekuatan dan ketabahan untuk melewati cobaan ini.

Tanggapan penuh empati juga terlihat dari beberapa individu yang berpartisipasi dalam penggalangan dana ini, dengan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada mereka yang telah mendukung. Beberapa keluarga yang sudah memberikan sumbangan, seperti Maruli P Sitanggang dan Srs. I. Tampubolon, juga mendapatkan ucapan terima kasih karena telah ikut serta dalam mengurangi beban keluarga yang terdampak.

Selain itu, ada juga komentar dari berbagai anggota keluarga yang merasa bangga dengan tindakan spontanitas yang dilakukan. Mereka berharap agar bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga yang sedang mengalami masa-masa sulit ini. Terlihat jelas bahwa semangat gotong royong yang merupakan nilai luhur dalam budaya keluarga Sitanggang tetap terjaga meski dalam situasi yang sulit.

Tidak hanya berhenti pada penggalangan dana, beberapa pihak juga mulai merencanakan program lanjutan untuk membantu memulihkan kondisi keluarga yang terkena dampak banjir. Ini mencerminkan rasa tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa keluarga Purasitabor mendapatkan bantuan yang maksimal, baik untuk kebutuhan segera maupun pemulihan jangka panjang.

Bersamaan dengan penggalangan dana, pesan-pesan motivasi dan dukungan moral juga terus mengalir, mengingatkan keluarga agar tetap tegar dan tidak kehilangan harapan. Pesan yang paling sering disampaikan adalah agar mereka tetap berserah kepada Tuhan, serta tetap menjaga semangat meskipun menghadapi ujian yang berat. “Setialah kepada Yesus Kristus, mengikut Yesus adalah keputusanku selama aku hidup,” demikian salah satu pesan yang disampaikan oleh anggota keluarga yang lain.

Selain dari keluarga besar, beberapa individu dari komunitas juga turut memberikan bantuan kepada keluarga Purasitabor. Mereka memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan informasi tentang bencana ini dan mengajak orang lain untuk turut berpartisipasi dalam donasi. Hal ini memperluas jangkauan bantuan dan mendekatkan hubungan antara keluarga dan masyarakat sekitar.

Melalui berbagai ajakan dan donasi yang diterima, akhirnya tercapai total bantuan yang tidak hanya mencakup bantuan finansial, tetapi juga dukungan emosional dan moral. Mereka yang terlibat dalam penggalangan dana ini berharap bahwa kondisi keluarga Purasitabor akan segera membaik dan mereka dapat bangkit kembali dari musibah yang menimpa.

Keseluruhan peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam situasi yang sulit sekalipun, nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas dapat menjadi sumber kekuatan utama. Keluarga Sitanggang yang tersebar di berbagai daerah menunjukkan bahwa ikatan keluarga lebih dari sekadar hubungan darah, tetapi juga tentang saling membantu di saat-saat terburuk.

Di akhir bulan November, situasi banjir di Patumbak mulai surut, namun memori akan kejadian tersebut tetap membekas di hati banyak orang. Penggalangan dana dan doa yang terus mengalir menjadi bentuk konkret solidaritas yang mengingatkan kita akan pentingnya saling mendukung dalam setiap ujian hidup. “Horas!” yang merupakan salam khas keluarga Sitanggang, kini menjadi simbol kekuatan dan persatuan yang lebih besar.

Sebagai penutup, diharapkan kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk tetap menjaga solidaritas dan peduli terhadap sesama. Walaupun keluarga Purasitabor masih harus melalui proses pemulihan, mereka tidak lagi merasa sendirian karena dukungan yang mereka terima begitu besar dan tulus. Ke depan, semoga semakin banyak orang yang terinspirasi untuk berbagi dalam kebaikan.

Post a Comment

0 Comments