Pada akhir November 2024, sebuah pesan berantai dari berbagai anggota keluarga Sitanggang mulai menyentuh hati banyak orang. Dimulai dengan ucapan selamat pagi dan pesan rohani, komunikasi ini kemudian berkembang menjadi suatu bentuk solidaritas yang menggerakkan hati mereka untuk berbagi dalam situasi sulit.
Pdt. Kamiden Sitanggang, seorang pendeta yang bertugas di Resort Palmerah Petamburan, berbagi renungan dari Kitab Maleakhi, mengingatkan umat untuk senantiasa hidup dengan takut akan Tuhan. Dalam renungannya, ia mengutip ayat Maleakhi 4:2 yang menyatakan bahwa bagi mereka yang takut akan Tuhan, "terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya." Pdt. Kamiden menyampaikan pesan tentang harapan dan janji Tuhan, yang memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang-orang yang setia.
Selain itu, sebuah pesan dari Dr. Firman P. Sitanggang yang mengutip 1 Tawarikh 16:34 juga memberikan semangat kepada anggota keluarga, mengajak mereka untuk terus bersyukur kepada Tuhan atas kasih-Nya yang abadi. "Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya," tulis Dr. Firman, membangkitkan semangat untuk terus berdoa dan memelihara iman.
Mereka juga berdoa bersama, dengan banyak yang mengirimkan ucapan "Amin" sebagai tanda persatuan dalam iman. Di antara pesan-pesan tersebut, terungkap juga bahwa sebuah sinode gereja besar akan berlangsung, yang mengharuskan beberapa anggota keluarga Sitanggang untuk menghadiri acara tersebut. Dalam pertemuan ini, mereka berdoa untuk kelancaran acara dan mendoakan agar pimpinan gereja, seperti Pdt. Timbul Sitanggang yang menjadi Kepala Departemen Diakonia, diberkati dengan kebijaksanaan.
Namun, tidak hanya berbicara tentang iman, keluarga Sitanggang juga menunjukkan kepedulian sosial mereka. Kastro Sitanggang, seorang anggota keluarga lainnya, mengungkapkan rasa prihatin terhadap sebuah bencana alam yang melanda daerah mereka. Banjir yang terjadi telah merusak rumah dan peralatan di sekolah-sekolah, dan beberapa keluarga harus mengungsi. Kastro kemudian mengajak keluarga dan rekan-rekan mereka untuk membuka donasi guna membantu korban bencana tersebut. Ia membagikan nomor rekening bank untuk donasi, mengundang orang-orang untuk memberikan bantuan semampunya.
Dalam pesan berikutnya, Kastro memberikan pembaruan situasi yang lebih mendalam mengenai kondisi pasca-banjir. Ia melaporkan bahwa banjir telah menyebabkan kerusakan serius pada rumah-rumah dan infrastruktur. Beberapa peralatan sekolah dan dapur rusak parah. Namun, meskipun keadaan tragis ini, Kastro tetap optimis bahwa dengan adanya solidaritas dan dukungan, mereka bisa melewati cobaan ini bersama-sama.
Selanjutnya, Gelora Sitanggang, seorang anggota keluarga lainnya, juga turut berbagi kabar gembira bahwa dalam sinode tersebut, Pdt. Timbul Sitanggang terpilih sebagai Kepala Departemen Diakonia HKBP. Ini adalah pencapaian penting bagi keluarga Sitanggang, dan mereka semua memberikan dukungan penuh bagi Pdt. Timbul dalam tugas barunya. Keberhasilan ini dirayakan dengan penuh sukacita, karena ini menandakan bahwa anggota keluarga mereka memainkan peran besar dalam gereja.
Kisah ini tidak hanya menggambarkan kehidupan rohani keluarga Sitanggang, tetapi juga menyoroti nilai-nilai sosial yang mereka junjung tinggi. Mereka tidak hanya berdoa dan beribadah bersama, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi sosial untuk membantu sesama yang tengah menghadapi kesulitan. Kehidupan keluarga Sitanggang mengajarkan pentingnya hidup dalam kasih, saling mendukung, dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
Sebagai keluarga yang kuat dalam iman, mereka tidak hanya fokus pada kesejahteraan spiritual, tetapi juga memberi perhatian pada kebutuhan fisik dan material sesama. Gerakan solidaritas mereka adalah contoh nyata bagaimana agama dan sosial bisa bersinergi untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
Banjir yang melanda, meski menimbulkan penderitaan, juga menjadi sebuah momen untuk menunjukkan kepedulian dan kasih terhadap sesama. Pemberian donasi yang dilakukan oleh keluarga Sitanggang menjadi bukti nyata bahwa dalam setiap kesulitan, ada kesempatan untuk berbagi dan memberikan harapan.
Pentingnya peran Departemen Diakonia dalam gereja juga diungkapkan dalam pembicaraan ini, di mana mereka fokus pada pelayanan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan. Pdt. Timbul Sitanggang sebagai Kepala Departemen Diakonia kini memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin program-program sosial yang dapat membantu lebih banyak orang, terutama yang terkena bencana atau kesulitan.
Dalam sebuah pernyataan akhir, anggota keluarga Sitanggang mengungkapkan rasa syukur mereka atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Mereka juga berdoa agar Tuhan memberkati setiap usaha mereka dalam memajukan pelayanan gereja dan membantu sesama. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, mereka percaya bahwa melalui kasih Tuhan dan solidaritas, segala tantangan bisa dihadapi dengan penuh harapan.
Kisah ini bukan hanya tentang keluarga Sitanggang, tetapi juga tentang banyak orang yang bersama-sama berjuang dalam iman dan kasih. Ini adalah kisah tentang bagaimana komunitas gereja dan keluarga dapat saling menopang, berbagi suka dan duka, serta bekerja bersama demi kebaikan bersama.
Pada akhirnya, melalui setiap doa, renungan, dan aksi sosial yang dilakukan, keluarga Sitanggang menunjukkan bahwa iman bukan hanya tentang ibadah pribadi, tetapi juga tentang bagaimana hidup bersama dan saling peduli terhadap kebutuhan orang lain. Solidaritas ini menjadi pesan utama yang dapat menginspirasi kita semua untuk lebih memperhatikan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
0 Comments
Terimakasih