Renungan dan Harapan di Minggu Advent Keempat: Semangat Kebangkitan dalam Iman

Batam - Minggu, 22 Desember 2024, menjadi momen refleksi bagi umat Kristiani dalam menyambut perayaan Natal. Dalam peringatan Minggu Advent keempat ini, berbagai pesan rohani disampaikan untuk menguatkan iman dan memberikan semangat bagi jemaat agar tetap teguh dalam pengharapan kepada Tuhan.

Salah satu pesan inspiratif disampaikan oleh St. Borbor HT Pasaribu, SS., S.Th., MM. dalam renungan pagi yang mengajak jemaat untuk bangkit dari segala keterpurukan dan menjadi terang bagi sekitar. Berdasarkan ayat Yesaya 60:1-7, ia menekankan pentingnya menjadi berkat bagi sesama, sebagaimana lilin yang rela melebur demi menerangi sekitarnya.

“Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Karena itu, seberat apapun masalah yang kita hadapi, jangan pernah berhenti berpengharapan di dalam Tuhan,” tuturnya.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, ia mengajak seluruh jemaat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjadikan Natal sebagai momentum pertumbuhan iman yang lebih dalam.

Sementara itu, dalam suasana menjelang Natal, diskusi mengenai pentingnya pendidikan karakter juga menjadi perhatian di tengah masyarakat. Salah satu diskusi yang mengemuka dalam grup diskusi komunitas adalah upaya mencari pelatih futsal untuk melatih generasi muda.

“Kami berharap ada guru olahraga yang bisa melatih futsal dan membangun semangat sportivitas bagi anak-anak di lingkungan kita,” tulis salah satu anggota grup komunitas.

Isu lain yang turut disoroti adalah konsumsi berlebihan di musim Natal. Dalam renungan yang dibagikan oleh Raja Mam Nanguda, diangkat pesan dari Lukas 12:15 yang mengingatkan jemaat untuk tidak terjebak dalam gaya hidup materialistis.

“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seseorang berlimpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu,” bunyi ayat tersebut.

Renungan ini menyoroti fenomena budaya konsumtif di tengah masyarakat yang semakin meningkat, di mana banyak orang cenderung mengumpulkan barang tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang sesungguhnya.

Pesan yang sama juga ditekankan oleh berbagai pemimpin rohani yang mengajak umat untuk lebih banyak berinvestasi dalam perkara Tuhan daripada menghabiskan sumber daya hanya untuk kepuasan pribadi.

Mereka mengingatkan bahwa dalam mengelola berkat yang diberikan Tuhan, umat harus memiliki keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kontribusi terhadap pekerjaan Tuhan. Dalam Maleakhi 3:10, dikatakan pentingnya membawa persembahan kepada Tuhan sebagai wujud penatalayanan Kristen yang bertanggung jawab.

“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku,” firman Tuhan dalam Maleakhi 3:10.

Momentum ini juga dimanfaatkan oleh para jemaat untuk merenungkan kembali makna sejati Natal, yakni kelahiran Yesus Kristus yang membawa terang dan pengharapan bagi dunia. Mereka diajak untuk tidak hanya merayakan secara lahiriah, tetapi juga menjadikan Natal sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sebagai bagian dari persiapan Natal, gereja-gereja di berbagai daerah mengadakan ibadah khusus yang mengusung tema kasih dan pengharapan. Jemaat diingatkan untuk selalu membawa terang dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi alat Tuhan dalam membawa kebaikan bagi sesama.

Dengan demikian, peringatan Minggu Advent keempat ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi panggilan bagi setiap umat untuk menjalani hidup dengan semangat kebangkitan, berbagi kasih, dan terus berpengharapan dalam Tuhan.

Post a Comment

0 Comments