Pomparan Raja Sitanggang Manopot Hula-Hula Naibaho, Peresmian Tugu Semakin Dekat


Punguan Pomparan Raja Sitanggang tengah bersiap untuk momen bersejarah dalam perjalanan adat dan budaya mereka. Dalam rangka peresmian Tugu Raja Sitanggang yang akan berlangsung pada 28 Februari hingga 2 Maret 2025, serangkaian acara adat telah digelar, termasuk Manopot Hula-Hula Naibaho atau silaturahmi dengan marga Naibaho sebagai Hula-Hula.

Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan peresmian tugu yang telah lama dinantikan oleh Pomparan Raja Sitanggang. Acara ini turut dihadiri oleh pengurus DPP Sitanggang, panitia pembangunan tugu, serta panitia peresmian. Dalam kesempatan ini, diadakan Marsinta Dongan Boru Naibaho-Na Hot Haumasan sebagai penghormatan kepada Ompung Boru dari Sitanggang.

Pada 18 Januari 2025, keluarga besar Sitanggang menggelar acara adat yang menjadi bagian dari persiapan tersebut. Dokumentasi kegiatan ini telah dipublikasikan dengan judul "POMPARAN RAJA SITANGGANG MANOPOT HULAHULA RAJA NAIBAHO 18 Januari 2025" untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Batak kepada generasi mendatang.

Salah satu momen yang menarik perhatian adalah kondisi Tugu Raja Sitanggang pada malam hari, yang sempat diabadikan dalam foto dan menjadi perbincangan hangat di antara keluarga besar Sitanggang. Foto ini diambil dari arah rumah Bapak Hotraja dan menunjukkan keindahan serta kemegahan tugu yang menjadi simbol kebanggaan pomparan Raja Sitanggang.

Dukungan dari berbagai pihak terus mengalir demi kelancaran acara peresmian tugu ini. Salah satu bentuk dukungan yang diterima adalah donasi dari DPW Purasitabor Jabodetabek sebesar IDR 32.000.000,00. Bantuan ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan tetap terjaga dalam komunitas ini.

Selain itu, penggalangan dana tambahan juga terus dilakukan melalui berbagai cara, termasuk melalui pembelian kalender Purasitabor. Pada 30 Januari 2025, keluarga sektor Lapangan Bola Pematangsiantar turut berkontribusi dengan membeli 41 kalender sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan tugu.

Sementara itu, komunitas Sitanggang juga turut berduka atas berpulangnya salah satu tokoh pemrakarsa Kabupaten Samosir, Amko Sitanggang, yang meninggal dunia di RS Colombia Medan. Berita duka ini menyelimuti keluarga besar Sitanggang, dan berbagai ucapan belasungkawa terus mengalir dari seluruh anggota komunitas.

Meskipun dalam suasana berduka, semangat dalam menyongsong peresmian Tugu Raja Sitanggang tetap menyala. Persiapan terus dilakukan dengan matang agar acara berjalan lancar dan penuh hikmat.

Ketua panitia mengajak seluruh pomparan Raja Sitanggang untuk turut hadir dan memberikan doa serta dukungan agar peresmian ini menjadi momentum yang berharga bagi seluruh keturunan Sitanggang di berbagai penjuru dunia.

Diharapkan, acara ini dapat menjadi perekat bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang untuk terus menjaga adat istiadat dan mempererat tali persaudaraan. Dengan adanya tugu ini, generasi mendatang dapat selalu mengingat asal-usul mereka dan menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Perjalanan pembangunan tugu ini menunjukkan betapa kuatnya solidaritas dalam komunitas Sitanggang. Dari donasi yang mengalir hingga partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, semuanya mencerminkan nilai-nilai luhur yang terus dijunjung tinggi.

Sebagai simbol sejarah dan identitas, Tugu Raja Sitanggang diharapkan dapat menjadi tempat ziarah bagi seluruh pomparan di masa depan, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga persatuan dan budaya Batak.

Acara peresmian ini tentunya akan menjadi ajang silaturahmi besar bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang. Semua yang hadir diharapkan dapat turut serta dalam acara adat yang telah disusun oleh panitia, termasuk rangkaian ibadah dan acara budaya yang akan memperkaya makna peresmian ini.

Dengan tinggal beberapa pekan lagi menuju hari peresmian, seluruh persiapan terus dikebut. Semua pihak berharap acara ini dapat berlangsung dengan sukses dan membawa kebanggaan bagi seluruh keluarga besar Sitanggang.

Post a Comment

0 Comments