Keluarga besar marga Sitanggang di berbagai daerah menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Anjur Jui Sitanggang. Berita duka ini menyebar melalui berbagai grup WhatsApp komunitas Sitanggang, yang dipenuhi dengan ungkapan belasungkawa dan doa bagi keluarga yang ditinggalkan.
Berbagai tokoh dan anggota komunitas Sitanggang dari seluruh Indonesia turut menyampaikan belasungkawa mereka. Salah satu pesan yang muncul dalam grup WhatsApp Punguan Raja Sitanggang Nasional berbunyi, "Dohot marhabot ni roha, tuhatta ma namangapuli keluarga natininggalhonna." Pesan ini mencerminkan rasa kebersamaan yang erat dalam keluarga besar Sitanggang.
Ucapan duka juga datang dari Dr. Dj. Sitanggang, SH, MH, yang menyatakan turut berbela sungkawa atas kepergian Anjur Jui Sitanggang. Selain itu, beberapa anggota komunitas seperti H. Sitanggang dari Bandung Raya, Pak Tuntas Sitanggang Siambaton, dan Frans Konel Sitanggang, S.Pd dari Pontianak turut menyampaikan rasa simpati mereka.
Tidak hanya pesan tertulis, beberapa anggota komunitas juga mengirimkan file suara dan gambar sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang. File-file tersebut berisi doa-doa penghiburan dan kenangan akan Anjur Jui Sitanggang semasa hidupnya.
Di tengah duka yang mendalam, komunitas Sitanggang juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dalam adat Batak. Sebuah pesan panjang yang dibagikan dalam grup WhatsApp menggarisbawahi pentingnya falsafah Dalihan Natolu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak. Pesan tersebut mengajak seluruh anggota komunitas untuk terus menjaga persaudaraan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan.
Beberapa anggota komunitas juga menyampaikan harapan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. "Sai anggiat ma sude keluarga natininggalhonna tibu diapuli Tuhanta," tulis salah satu anggota grup.
Di samping itu, peristiwa ini juga menjadi momentum bagi beberapa anggota komunitas untuk mengingatkan kembali nilai-nilai keimanan dan kebersamaan. Seorang pendeta dari komunitas Sitanggang membagikan renungan dari kitab Yohanes 1:3-4 yang menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan hanya dalam-Nya terdapat terang kehidupan.
Selain itu, berita mengenai rencana peresmian Tugu Raja Sitanggang juga turut dibagikan dalam grup sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Informasi mengenai acara tersebut tersebar melalui link berita dan video yang menunjukkan perkembangan terbaru pembangunan tugu dan rumah adat Batak di Samosir.
Tidak hanya duka, komunitas Sitanggang juga menunjukkan kepedulian mereka dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dukungan finansial untuk kegiatan adat dan sosial. Salah satu anggota melaporkan bahwa hasil penggalangan dana untuk pembangunan tugu telah mencapai Rp 2 juta, yang berasal dari donasi berbagai pihak.
Sebagai penutup, duka mendalam atas kepergian Anjur Jui Sitanggang tidak hanya dirasakan oleh keluarga inti, tetapi juga oleh seluruh komunitas marga Sitanggang di berbagai daerah. Solidaritas yang kuat dan nilai-nilai adat yang tetap dijunjung tinggi menunjukkan bahwa keluarga besar Sitanggang tetap bersatu dalam suka dan duka.
Horas! Mejuah-juah! Njuah-njuah!
0 Comments
Terimakasih