Peresmian Tugu Raja Sitanggang di Samosir: Simbol Sejarah dan Persatuan Keturunan


Peresmian Tugu Raja Sitanggang: Simbol Sejarah dan Persatuan Keturunan

Samosir - Keturunan Raja Sitanggang dari berbagai daerah bersatu dalam peresmian Tugu Raja Sitanggang yang akan dilaksanakan di Pangururan, Samosir. Acara ini menjadi momen penting dalam sejarah keturunan Raja Sitanggang untuk menghormati leluhur serta mempererat persaudaraan di antara mereka.

Dalam beberapa waktu terakhir, berbagai persiapan telah dilakukan oleh panitia peresmian. Melalui diskusi yang berlangsung di berbagai grup komunikasi, termasuk WhatsApp, terlihat antusiasme dan semangat gotong royong para keturunan Raja Sitanggang untuk menyukseskan acara ini.

Pada tanggal 13 Januari 2025, berbagai koordinasi dilakukan oleh panitia terkait teknis acara dan dukungan dana. Beberapa keluarga telah mengajukan proposal sumbangan untuk membantu pendanaan acara peresmian. Berdasarkan rekapitulasi, sumbangan dari berbagai keluarga telah mencapai Rp4.000.000. Dana ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan acara, termasuk konsumsi, transportasi, dan penyediaan fasilitas lainnya.

Panitia peresmian juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Samosir, Pantas Limbong, yang turut memberikan sumbangan. Hal ini menunjukkan bahwa acara ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga mendapat perhatian dari tokoh masyarakat setempat.

Selain dukungan dana, panitia juga membahas dokumentasi acara. Diskusi muncul mengenai apakah perlu memviralkan acara ini di platform YouTube atau hanya sebagai dokumentasi internal bagi keluarga besar. Beberapa anggota berpendapat bahwa publikasi melalui media sosial dapat menjadi sarana promosi budaya dan memperkenalkan sejarah Raja Sitanggang kepada generasi muda.

Di tengah berbagai diskusi dan persiapan, salah satu agenda utama yang akan dilaksanakan adalah "Sukkun Sajabu" pada 17 Januari 2025. Acara ini akan menjadi ajang doa bersama serta finalisasi persiapan sebelum peresmian resmi dilakukan. Kehadiran para pengurus pusat dan bonapasogit diharapkan dapat memberikan dorongan moral bagi seluruh panitia dan peserta yang terlibat.

Para tokoh yang tergabung dalam kepanitiaan juga terus mengajak seluruh keturunan Raja Sitanggang untuk turut serta, baik dalam bentuk dukungan moral maupun materi. Salah satu panitia, St. Rusman Sitanggang, berharap agar seluruh rangkaian acara berjalan lancar sesuai rencana dan mendapat berkat dari Tuhan.

Dukungan juga datang dari berbagai sektor dan komunitas keturunan Raja Sitanggang di berbagai daerah. Pesan-pesan yang masuk melalui grup komunikasi menunjukkan bahwa acara ini bukan hanya sekadar peresmian tugu, tetapi juga sebagai ajang untuk memperkuat tali persaudaraan.

Tak hanya itu, panitia juga mengapresiasi setiap sumbangsih yang diberikan oleh masyarakat. Bahkan, beberapa anggota menyampaikan harapan agar acara ini bisa menjadi momentum kebangkitan budaya dan adat Batak, khususnya bagi keturunan Raja Sitanggang.

Dalam berbagai diskusi, juga muncul usulan agar ke depan ada upaya dokumentasi digital yang lebih sistematis. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sejarah dan nilai-nilai leluhur tetap terjaga dan bisa diakses oleh generasi mendatang.

Pada akhirnya, semangat kebersamaan dan kekompakan dari keturunan Raja Sitanggang menjadi kunci utama dalam menyukseskan acara ini. Berbagai tantangan dan dinamika yang muncul selama persiapan menjadi bukti bahwa ketika bersatu, segala hal dapat dicapai.

Panitia terus mengajak seluruh keluarga besar Raja Sitanggang untuk berpartisipasi dalam peresmian tugu ini, baik secara langsung maupun melalui dukungan doa dan donasi. Dengan persiapan yang matang, diharapkan acara ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang.

Tugu Raja Sitanggang bukan hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya dan persatuan dalam keluarga besar. Horas!**

Post a Comment

0 Comments