Peresmian Tugu Raja Sitanggang di Samosir: Simbol Persatuan dan Warisan Budaya

Samosir, 14 Februari 2025 – Sebuah tonggak sejarah baru telah berdiri di tanah kelahiran leluhur di Samosir dengan diresmikannya Tugu Raja Sitanggang. Peresmian ini menjadi simbol kuat persatuan dan kebanggaan bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang yang tersebar di berbagai daerah.

Acara peresmian ini dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, pengurus organisasi Punguan Raja Sitanggang dari berbagai wilayah, serta masyarakat setempat. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah harapan agar tugu ini dapat dipajang dalam berbagai bentuk di setiap kapal penyebrangan Danau Toba dan berbagai pelabuhan di Samosir. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengabadikan sejarah keturunan Raja Sitanggang kepada masyarakat luas.

Dalam sambutannya, salah seorang pengurus menyampaikan bahwa pembangunan tugu ini merupakan hasil dari visi dan misi kepemimpinan Punguan Raja Sitanggang. Prosesnya telah melalui berbagai tahap diskusi serta melibatkan banyak pihak guna memastikan bahwa tugu ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan sejarah yang kuat.

Ir. Jonni Sitanggang dari Medan mengungkapkan bahwa prasasti peresmian tugu sedang dalam proses pencetakan. Pernyataan ini mendapat tanggapan positif dari anggota punguan, yang mengapresiasi kerja keras panitia dalam merealisasikan pembangunan tugu tersebut.

Dalam diskusi yang berlangsung di berbagai pertemuan, muncul pandangan bahwa tanda tangan peresmian prasasti harus dilakukan oleh Ketua Umum Punguan Raja Sitanggang sebagai simbol kesatuan seluruh keturunan Raja Sitanggang. Hal ini menegaskan bahwa peresmian tugu bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga menjadi bukti nyata dari kekompakan dan persatuan para keturunannya.

Namun, terdapat beberapa masukan agar keputusan terkait prasasti tidak hanya ditentukan oleh pengurus pusat, tetapi juga melibatkan seluruh pengurus daerah dari berbagai tingkatan. Usulan ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh pihak merasa memiliki dan mendukung keberadaan tugu tersebut secara menyeluruh.

Parhobas Raja Sitempang Yully Tony Sitanggang dari Yogyakarta menambahkan bahwa dalam setiap pengambilan keputusan, penting untuk tetap menjaga keseimbangan dan menghindari kesan dominasi dari pihak tertentu. Ia menekankan bahwa keputusan bersama akan memperkuat kebersamaan dan rasa hormat di antara seluruh anggota punguan.

Selain itu, dalam diskusi juga ditekankan bahwa semua keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah yang melibatkan seluruh pengurus tingkat nasional dan daerah. Harapannya, dengan keterlibatan semua pihak, tidak akan ada perbedaan pendapat yang dapat menghambat tujuan utama pembangunan tugu.

Di tengah acara, beberapa tokoh menyampaikan pesan moral kepada generasi muda agar tetap menghormati warisan leluhur dan terus menjaga kekompakan. Dalam sambutannya, Pdt. Kamiden Sitanggang dari Jakarta mengingatkan pentingnya didikan dan peringatan dalam kehidupan, sebagaimana tertulis dalam kitab Amsal.

Sementara itu, Bernhard Sitanggang, SH dari Semarang juga menyampaikan pesan rohani kepada seluruh keturunan Raja Sitanggang agar tetap menjaga nilai-nilai luhur dan selalu mendengarkan didikan para tetua untuk mencapai kehidupan yang damai dan sejahtera.

Dukungan terhadap keberadaan tugu ini juga datang dari berbagai pihak yang menilai bahwa pembangunannya bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga sebagai langkah untuk mempererat hubungan antargenerasi. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak.

Tugu Raja Sitanggang kini menjadi lambang persatuan yang dapat menginspirasi generasi muda dalam memahami sejarah dan jati diri mereka. Dengan adanya simbol ini, diharapkan keturunan Raja Sitanggang akan semakin solid dalam menjalin kebersamaan serta meneruskan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan.

Pada akhirnya, peresmian tugu ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat keturunan Raja Sitanggang, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Batak. Harapan besar tertuju pada keberlanjutan upaya pelestarian budaya dan sejarah yang telah dirintis oleh para pendahulu.

Sebagai bagian dari warisan budaya, tugu ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata dan edukasi bagi masyarakat luas. Dengan demikian, sejarah dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tugu ini dapat terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

Horas!

Post a Comment

0 Comments