Parapat, 20 September 2024 – Dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan, keluarga besar Pomparan Raja Sitanggang terus menunjukkan solidaritas dalam berbagai aspek kehidupan. Dari komunikasi harian di grup WhatsApp hingga pembangunan Tugu dan Ruma Parsantian, semua ini menjadi bukti nyata kesatuan yang telah terjalin erat.
Setiap pagi, doa dan sapaan hangat disampaikan oleh para tokoh dalam komunitas ini. Pdt. Timbul Sitanggang kerap mengingatkan akan pentingnya doa sebagai nafas kehidupan rohani, sementara Pst. Nelson Sitanggang, OFMCap., terus mengajak semua pihak untuk tetap menjaga semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam iman.
Salah satu topik utama dalam diskusi komunitas adalah pembangunan Tugu Raja Sitanggang yang kini telah memasuki tahap akhir. Dalam berbagai kesempatan, panitia memberikan laporan perkembangan dan mengajak seluruh pomparan untuk mendukung kelancaran proyek ini.
Pada 23 September 2024, Pst. Nelson Sitanggang menyampaikan bahwa pembangunan tugu dan Ruma Parsantian telah mendekati penyelesaian. Hal ini disambut dengan rasa syukur oleh seluruh anggota komunitas yang melihat proyek ini sebagai simbol persatuan dan warisan budaya bagi generasi mendatang.
Namun, dalam perjalanannya, beberapa kendala muncul, terutama terkait jadwal peresmian tugu. Pengurus Purasitabor Yogyakarta mengajukan usulan untuk menunda acara yang sebelumnya direncanakan pada Desember 2024, mengingat berbagai faktor seperti kesiapan pembangunan dan kendala transportasi.
Usulan tersebut diajukan melalui surat resmi yang disampaikan kepada panitia pada 18 September 2024. Beberapa alternatif tanggal diajukan, termasuk pada Maret atau Mei 2025. Dalam suratnya, mereka menekankan pentingnya menyelesaikan semua aspek pembangunan agar acara peresmian dapat berlangsung dengan maksimal.
Menanggapi hal tersebut, diskusi terbuka pun terjadi di antara anggota komunitas. Ada yang mendukung penundaan demi kelancaran acara, sementara sebagian lain tetap berharap peresmian bisa dilakukan sesuai jadwal awal.
Di tengah dinamika tersebut, para pemimpin komunitas tetap mengingatkan akan pentingnya menjaga semangat persaudaraan dan doa dalam setiap langkah yang diambil. Pdt. Timbul Sitanggang dalam beberapa pesannya terus mengajak agar setiap individu tetap berpegang pada iman dan tidak terjebak dalam kekhawatiran masa lalu.
Pada 30 September 2024, melalui pertemuan daring, akhirnya disepakati bahwa peresmian Tugu Raja Sitanggang akan diadakan pada 21-23 Maret 2025. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesiapan panitia dan kemudahan bagi anggota komunitas yang ingin menghadiri acara tersebut.
Sementara itu, dukungan terus mengalir dari berbagai pihak. Dalam beberapa kesempatan, anggota komunitas saling menyemangati untuk tetap bersatu dan berkontribusi dalam pembangunan tugu yang menjadi kebanggaan bersama.
Komunikasi yang terjalin dalam grup WhatsApp juga menjadi wadah bagi anggota komunitas untuk saling mendoakan dan menyapa. Setiap pesan yang dikirimkan, baik itu berupa sapaan pagi maupun refleksi rohani, selalu mengandung makna mendalam tentang kebersamaan dan kasih dalam iman.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras panitia, Pst. Nelson Sitanggang juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses pembangunan. Ia menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga bentuk nyata dari kesatuan dan kecintaan terhadap warisan leluhur.
Setiap akhir pekan, pesan-pesan motivasi terus mengalir dari para pemimpin rohani dalam komunitas ini. Mereka mengingatkan bahwa perjalanan hidup penuh dengan tantangan, tetapi dengan tetap berpegang pada iman dan kebersamaan, segala rintangan bisa dilewati dengan baik.
Pada 22 Oktober 2024, Pst. Nelson Sitanggang kembali menegaskan bahwa pembangunan Tugu Raja Sitanggang adalah wujud nyata dari buah kebersamaan. Ia mengajak seluruh pomparan untuk terus saling mendoakan, menyapa, dan menyemangati satu sama lain dalam kasih persaudaraan.
Dengan semakin dekatnya tanggal peresmian, semangat untuk menyelesaikan pembangunan pun semakin tinggi. Komunitas ini terus menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, tidak ada hal yang mustahil untuk dicapai.
Sebagai penutup, pesan kebersamaan dan persaudaraan terus digaungkan. Perjalanan panjang ini bukan hanya tentang membangun sebuah tugu, tetapi juga memperkuat hubungan yang telah diwariskan oleh para leluhur. Semoga semangat ini terus terjaga untuk generasi yang akan datang. Horas!
0 Comments
Terimakasih