Diskusi Pengawasan Pendidikan di Batam: Harapan dan Tantangan

Batam, 06-09 November 2024 – Dalam beberapa hari terakhir, berbagai percakapan terkait pendidikan dan pengawasan sekolah di Batam mengemuka. Sejumlah pengawas pendidikan, guru, dan pejabat Dinas Pendidikan Kota Batam membahas sejumlah masalah yang menghambat pengembangan pendidikan di daerah tersebut, dengan harapan adanya perubahan yang membawa perbaikan.

Pada tanggal 6 November 2024, sebuah diskusi menarik perhatian dari Hendri Naldi, seorang pengawas SMP yang menyoroti tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pengawasan pendidikan. Dalam obrolan melalui pesan singkat, Hendri berharap agar ruang pengawasan lebih efektif digunakan untuk perbaikan kualitas pendidikan dan mengusulkan agar ruang tersebut dimanfaatkan lebih optimal.

Sementara itu, dalam kesempatan lain, Sofi Napitupulu, seorang guru SMP, berbagi keprihatinan terkait perkembangan BGP (Badan Guru Pengawas) yang saat ini semakin kabur fungsinya. Ia menyatakan bahwa pengelolaan dan pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) seharusnya dilakukan lebih mandiri dan tidak tercampur dengan kepentingan politik. Selain itu, Sofi mengkritik ketidaksesuaian antara kebijakan yang ada dengan kenyataan di lapangan, yang membuat pengawas merasa hanya berfungsi sebagai pendamping tanpa kekuatan yang jelas.

Di sisi lain, pernyataan dari Pardomuan Sitanggang pada tanggal 7 November menyampaikan dukungan terhadap upaya peningkatan kualitas pengawasan pendidikan. Menurutnya, pengawasan sekolah seharusnya tidak hanya bersifat administratif, melainkan harus mampu mempengaruhi perubahan yang substantif dalam proses pembelajaran. Namun, ia juga menyadari adanya tarik menarik kepentingan antara berbagai lembaga yang mengurus guru dan kepala sekolah, yang sering kali mengaburkan peran pengawas.

Dalam diskusi lebih lanjut, Subandiah dari Dinas Pendidikan Batam memberikan pandangan tentang pentingnya adanya kolaborasi antara pengawas sekolah dan berbagai lembaga pendidikan lainnya. Ia menyebutkan bahwa tanpa adanya sinergi yang kuat antar lembaga, tujuan meningkatkan kualitas pendidikan akan sulit tercapai. Subandiah juga menambahkan bahwa pengawas perlu mendapatkan pelatihan dan pembinaan yang lebih intensif agar bisa berfungsi sebagai supervisor yang efektif.

Tidak hanya itu, pada 7 November 2024, Sofi juga menyampaikan kekhawatiran terkait hilangnya marwah pengawas sekolah dalam sistem pendidikan saat ini. Ia merasa bahwa pengawas kini hanya dianggap sebagai teman biasa oleh guru dan kepala sekolah, tanpa ada kekuatan yang jelas dalam mengawasi pelaksanaan pendidikan. Dalam pandangannya, perubahan kebijakan sangat diperlukan agar pengawas bisa kembali memainkan peran penting dalam menjaga kualitas pendidikan.

Sementara itu, beberapa pengawas lain, seperti Bu Mila dan Amri A, turut berbagi harapan mereka agar para pengawas bisa memiliki posisi yang lebih strategis dalam pembinaan pendidikan di Batam. Mereka menekankan pentingnya pengawasan yang berbasis pada pengembangan kompetensi guru dan kepala sekolah, serta memastikan bahwa pendidikan tetap berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Pardomuan Sitanggang juga berbicara mengenai perlunya pendekatan yang lebih efektif dalam pengawasan pendidikan, mengutip pernyataan Menteri Pendidikan yang mengusulkan pendidikan bermutu untuk semua. Pada saat yang sama, ia mengingatkan agar kebijakan pendidikan tidak hanya dilihat dari satu sisi, tetapi juga harus melibatkan masukan dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Pada tanggal 8 November 2024, Subandiah kembali menyampaikan pesan penting mengenai peran pengawas dalam pendidikan, terutama dalam meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah. Ia menggarisbawahi pentingnya adanya peran aktif pengawas untuk menjaga kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa semua aspek pendidikan berjalan sesuai dengan standar yang berlaku.

Namun, dalam berbagai diskusi tersebut, ada juga kesan bahwa kebijakan yang ada belum sepenuhnya memperhatikan kebutuhan pengawas, yang seharusnya memiliki peran lebih besar dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan. Terlebih, beberapa pengawas merasa bahwa peran mereka seringkali terabaikan, bahkan dianggap tidak penting dalam berbagai kebijakan yang ada.

Pada tanggal 9 November, diskusi terus berlanjut dengan berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi para pengawas di Batam. Beberapa dari mereka berharap ada perubahan dalam cara pemerintah daerah mengelola pendidikan, termasuk peran pengawas yang harus diperkuat, agar bisa berkontribusi lebih besar dalam peningkatan kualitas pendidikan di Batam.

Kesimpulannya, meskipun banyak pengawas dan guru yang mengungkapkan keprihatinan terkait perkembangan sistem pengawasan pendidikan, mereka tetap optimis akan adanya perubahan. Mereka berharap agar pemerintah pusat dan daerah mendengar suara mereka dan memberi perhatian lebih besar pada peran pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Tantangan ini menjadi momentum penting untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik, yang tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga melibatkan tindakan nyata dari semua pihak yang terlibat.

Post a Comment

0 Comments