Menjaga Profesionalisme dan Kebersamaan: Arahan Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti untuk Kemendikbudristek

Pada pertemuan pertama yang digelar pada Selasa, 22 Oktober 2024, di Graha Utama, Komplek Kemendikbudristek Senayan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, bersama Wakil Menteri Prof. Atip dan Pak Fajar, serta jajaran pimpinan kementerian, menyampaikan visi, arahan, dan prinsip-prinsip kepemimpinan yang ingin diterapkannya. Dalam pertemuan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 tersebut, Pak Mu'ti memberikan sejumlah arahan penting yang bertujuan untuk menciptakan suasana kerja yang lebih dinamis, profesional, dan akuntabel.

Pak Mu'ti mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan suasana kerja yang lebih santai dan kolegial, mengurangi formalitas dalam hubungan antar pegawai, dan meminimalisir hierarki yang berlebihan. Menurutnya, jabatan adalah sesuatu yang sementara, namun persahabatan dan hubungan kerja yang baik harus terus terjaga. "Kita bisa bekerja dengan baik jika suasana batin kita tenang dan bahagia," ujarnya. Hal ini dimaksudkan agar pegawai dapat berinteraksi secara langsung tanpa birokrasi yang berlapis-lapis.

Selain itu, Pak Mu'ti juga menekankan pentingnya profesionalisme yang tetap terjaga meskipun suasana kerja lebih santai. Ia menyamakan profesionalisme yang dimaksud dengan sikap pemain sepak bola atau musisi yang tetap rileks namun menjaga kualitas dan komitmennya. “Rileks tapi tetap profesional,” tegasnya.

Salah satu pesan yang paling ditekankan adalah akuntabilitas dalam setiap aspek pekerjaan, terutama dalam hal pengelolaan anggaran dan tata kelola keuangan. "Jangan sampai ada yang mengambil hak orang lain atau mencari-cari alasan untuk melanggar aturan," katanya. Selain itu, ia menyoroti pentingnya pelayanan publik yang responsif dan mengutamakan kenyamanan masyarakat, dengan menghilangkan praktik birokrasi yang rumit dan memperlambat proses.

Pak Mu'ti juga mengingatkan pentingnya menjaga kedaulatan bahasa Indonesia di lingkungan kementerian. Ia meminta agar istilah-istilah yang digunakan di dalam nomenklatur kementerian diganti dengan bahasa Indonesia untuk menjaga identitas dan budaya bangsa. "Mari kita perbanyak penggunaan bahasa Indonesia," ujarnya, menegaskan bahwa meskipun bahasa asing diperbolehkan di forum tertentu, bahasa Indonesia harus tetap menjadi prioritas.

Lebih lanjut, dalam hal reformasi birokrasi, Pak Mu'ti mengarahkan untuk menciptakan sistem kerja yang lebih efisien dan tidak membebani masyarakat. “Jangan sampai masyarakat datang dengan masalah, tetapi pulang dengan masalah baru,” katanya. Hal ini berhubungan dengan konsep pelayanan yang lebih sederhana dan tidak bertele-tele, yang harus diupayakan oleh setiap pegawai kementerian.

Pak Mu'ti juga mencanangkan konsep “Rumah Pendidikan dan Pelayanan Publik yang RAMAH,” yang terdiri dari lima prinsip: Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis. Melalui program ini, ia berharap agar pegawai kementerian dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, serta mengembangkan suasana kerja yang lebih kondusif dan harmonis.

Untuk mempererat kebersamaan antar pegawai, Pak Mu'ti mengusulkan beberapa kegiatan bersama, seperti senam pagi, badminton, dan olahraga lainnya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai sekaligus memperkuat rasa kebersamaan. "Setiap Jumat kita senam bersama, mari manfaatkan fasilitas olahraga yang ada," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Pak Mu'ti juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang lebih edukatif untuk anak-anak Indonesia, seperti pengembangan lagu-lagu anak yang lebih mendidik untuk PAUD. "Jangan sampai anak-anak kita nyanyi lagu patah hati atau lagu-lagu dewasa di PAUD," katanya, memberikan contoh pentingnya menjaga konten yang sesuai dengan perkembangan usia anak.

Pada sesi berikutnya, Pak Mu'ti menekankan pentingnya menjaga lingkungan kantor yang sehat, termasuk melarang merokok di seluruh area kementerian. Ia juga mendorong penghematan energi dengan meminimalkan penggunaan lift untuk jarak pendek dan lebih mengutamakan jalan kaki, sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghemat pengeluaran negara.

Selain itu, dalam kegiatan keagamaan, Pak Mu'ti menekankan pentingnya memilih penceramah yang pro-NKRI dan moderat. Ia berharap agar setiap kegiatan keagamaan di kementerian tetap menjaga nilai-nilai Pancasila dan menghindari pemikiran yang radikal atau mengarah pada ideologi yang bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pak Mu'ti juga menegaskan bahwa tugas utama kementerian ke depan adalah menunaikan janji politik Presiden Prabowo, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. “Tugas pertama kami adalah menunaikan janji-janji politik Pak Prabowo... ini akan ditagih oleh rakyat Indonesia,” katanya, menunjukkan komitmennya untuk memastikan pendidikan yang lebih berkualitas di Indonesia.

Dalam penutupan pertemuan, Pak Mu'ti menekankan bahwa semua inovasi dan perubahan yang dilakukan harus selalu mematuhi aturan yang berlaku dan tidak melanggar undang-undang. Ia menegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap langkah yang diambil, serta menciptakan sistem kerja yang lebih terbuka dan tidak menindas masyarakat.

"Semua yang kita lakukan harus untuk kepentingan bangsa dan negara, dan kita harus bekerja bersama dengan semangat kebersamaan dan profesionalisme," pungkasnya.

Post a Comment

0 Comments