Pembelajaran Terdiferensiasi

 


Pembelajaran Terdiferensiasi, PARDOMUANSITANGGANG.COM - Pembelajaran Terdiferensiasi yang berkaitan dengan konsep keliling bangun datar. Pembelajaran terdiferensiasi ini dirancang berdasarkan kesiapan belajar peserta didik, yang terbagi menjadi tiga kelompok:

  1. Kelompok mayoritas peserta didik: Mereka telah memahami konsep keliling dan mampu menghitung keliling bangun datar.

  2. Kelompok beberapa peserta didik: Mereka memahami konsep keliling, tetapi masih kesulitan dalam menghitung keliling bangun datar.

  3. Kelompok beberapa peserta didik lainnya: Mereka belum memahami konsep keliling sama sekali.

Defenisi Pembelajaran Terdiferensiasi

Pembelajaran terdiferensiasi merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik yang berbeda-beda. Dalam pendekatan ini, guru menyesuaikan metode, materi, dan alat evaluasi sesuai dengan kemampuan, minat, serta kesiapan belajar peserta didik. Dalam contoh gambar di atas, pendekatan terdiferensiasi ini dilakukan dengan memberikan tugas dan penjelasan yang berbeda sesuai tingkat pemahaman siswa terhadap konsep keliling bangun datar.

Untuk kelompok yang telah memahami konsep keliling, siswa diberi soal yang lebih menantang untuk mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, siswa yang berada pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi tetap terlibat dan tertantang untuk berpikir lebih kritis dan kreatif. Mereka juga diminta untuk bekerja secara mandiri dan memeriksa hasil pekerjaan masing-masing, yang mendorong rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar mereka sendiri.

Kelompok yang masih memahami konsep tetapi kesulitan dalam menghitung keliling, diberikan dukungan lebih lanjut melalui penjelasan tambahan mengenai cara menghitung keliling bangun datar. Selain itu, mereka diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok kecil, sehingga mereka bisa saling membantu dan menggunakan alat peraga atau benda konkret sebagai media pembelajaran. Ini membantu mereka untuk memahami konsep yang lebih abstrak dengan cara yang lebih nyata dan aplikatif.

Kelompok yang belum memahami konsep keliling memerlukan pendekatan yang lebih dasar, yaitu dimulai dari pengenalan konsep itu sendiri. Guru membantu mereka dengan memberikan penjelasan mendasar dan mendorong mereka untuk bertanya kepada teman sebelum bertanya kepada guru, yang dikenal dengan metode "bertanya kepada tiga teman". Hal ini membantu menciptakan lingkungan kolaboratif dan mendorong siswa untuk lebih mandiri dalam belajar.

Konsep Pembelajaran Terdiferensiasi dalam Merdeka Belajar

Konsep pembelajaran terdiferensiasi ini sangat sejalan dengan filosofi Merdeka Belajar, yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim. Merdeka Belajar menekankan pada kebebasan siswa dan guru dalam menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik. Dalam Merdeka Belajar, peserta didik tidak lagi dipaksa mengikuti satu kurikulum yang kaku, melainkan diberikan ruang untuk berkembang sesuai minat dan potensi masing-masing.

Pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran di atas mendukung prinsip Merdeka Belajar dengan cara:

  1. Fleksibilitas dalam proses pembelajaran: Guru tidak hanya memberikan satu cara mengajar untuk semua siswa, tetapi menyesuaikan dengan kemampuan mereka. Hal ini menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi setiap peserta didik.

  2. Mendorong kemandirian belajar: Melalui pembelajaran yang terdiferensiasi, siswa diberi kesempatan untuk mengambil alih proses belajarnya sendiri, seperti pada kelompok pertama yang diminta untuk bekerja secara mandiri dan memeriksa pekerjaan masing-masing.

  3. Kolaborasi dan komunikasi: Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya kolaborasi. Dalam pendekatan ini, siswa diharapkan bisa bekerja sama dalam kelompok kecil, saling membantu, dan belajar dari satu sama lain, seperti yang terlihat pada kelompok kedua.

  4. Pembelajaran yang berpusat pada siswa: Dalam Merdeka Belajar, siswa adalah pusat dari proses pembelajaran. Pendekatan diferensiasi memastikan bahwa kebutuhan setiap siswa terpenuhi, tanpa membebani mereka dengan materi yang terlalu sulit atau terlalu mudah.

Secara keseluruhan, pembelajaran diferensiasi yang diterapkan dalam contoh ini merupakan implementasi praktis dari prinsip Merdeka Belajar, di mana setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan kapasitas dan minat masing-masing. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga mendorong partisipasi aktif dan kemandirian mereka dalam belajar.