Model Pembelajaran Inquiri

 

Mulyasa, 2003 (dalam Maksum, 2006: 28) menulis bahwa inquiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena itu inquiri menuntut peserta didik berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis dan kritis. Selanjutnya Jone 1979 (dalam Maksum, 2006: 10) menyatakan pandangannya bahwa metode Inquiri ialah suatu metode pembelajaran yang dirancang dengan suatu sistem kegiatan belajar mengajar yakni menyangkut metode, teknik dan strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapatkan jawaban sendiri secara optimal.

Kedua pendapat di atas sudah menjelaskan bahwa model Inquiri menuntut kemampuan siswa untuk menemukan sendiri sesuai arti inquiri dari bahasa aslinya Inquiri yang berarti meneliti, menginterogasi, memeriksa materi yang telah diteliti, telah dimengerti, telah diperiksa merupakan sesuatu yang dialami sendiri oleh siswa yang akan dijadikan pusat perhatian untuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan materi tersebut yang disebut kegiatan intelektual. Apa yang telah diteliti, diamati, diperiksa dan diinterogasi akan diproses dalam alam pikiran mereka dan akan menjasi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan mereka kelak. Dalam upaya mengerti materi yang diamati dan diteliti mereka dibiasakan untuk produktif, mampu membuat analisis serta membiasakan mereka berpikir kritis. Pembelajaran dengan metode ini erat kaitannya dengan apa yang ditulis guru adalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru karena dalam RPP tersebut tertulis hal-hal seperti metode, strategi dan teknik agar para siswa bisa mendapat jawabannya sendiri secara optimal.

Bruner (dalam Putrayasa, 2005) menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Inquiri memberikan beberapa keunggulan:

  1. Model pembelajaran inquiri meningkatkan potensi intelektual siswa.

  2. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sehingga dapat memecahkan masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan intelektualnya yang justru datang dari dalam diri siswa.

  3. Siswa dapat belajar bagaimana melakukan penemuan, yang hanya melalui proses melakukan penemuan itu sendiri.

  4. Belajar melalui inquiri dapat menunjang proses ingatan atau konsep yang telah dipahami siswa lebih lama dapat diingat.

  5. Belajar melalui inquiri, siswa dapat memahami konsep-konsep dan ide-idenya dengan baik.

  6. Pengajaran menjadi lebih berpusat pada siswa.

  7. Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri.

  8. Melalui pembelajaran inkuiri dimungkinkan tingkat harapan bertambah.

  9. Model pembelajaran inquiri dapat mengembangkan bakat akademik.

  10. Model pembelajaran inquiri dapat menghindarkan siswa dari belajar dengan hafalan.

  11. Model pembelajaran inkuiri dapat memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Menurut Traobridge (dalam Muhammad Nurwan, 2006: 28), ada beberapa rentangan mengajar dengan metode Discovery Inquiri yaitu:

  1. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa (student centered).

  2. Salah satu prinsip psikologi tentang belajar menyatakan bahwa makin besar keterlibatan siswa dalam kegiatan, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.

  3. Proses belajar melalui inkquiry dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri.

  4. Salah satu tugas dalam pembentukan siswa yang baik adalah pembentukan konsep diri, hal ini dapat dilakukan dengan jalan melibatkan diri dalam inquiri, karena melalui keterlibatan aktif, siswa dapat memanifestasikan potensinya dan memperoleh pengertian tentang diri. Mengajar dengan menggunakan inquiri memberikan kesempatan bagi siswa dalam keterlibatan yang lebih besar yaitu memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh kesadaran dan mengembangkan konsep diri lebih banyak.

  5. Tingkat pengharapan bertambah.

  6. Siswa mempunyai ide tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri. Dengan terlibat dalam inquiri siswa mungkin dapat memperoleh pengalaman sukses dalam menggunakan bakatnya untuk menyelidiki atau memecahkan problem.

  7. Belajar inquiri dapat mengembangkan bakat kemampuan individu.

  8. Menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional (menghafal).

  9. Memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Selanjutnya Dimyati, 2002 (dalam Muhammad Nurman, 2006: 30) menulis bahwa tekanan utama pembelajaran dengan strategi inquiri adalah:

  1. Pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian.

  2. Peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian.

  3. Latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu.

  4. Latihan menemukan sesuatu.

Ketiga pendapat di atas memberi gambaran bahwa pembelajaran inquiri memaksimalkan daya pikir intelektual siswa, mereka dituntut untuk menemukan sendiri, dituntut untuk mampu mempraktekkan metode yang mereka telah kuasai, pembelajaran berpusat pada siswa, dituntut agar mereka mengalami sendiri, pengembangan konsep diri dan konsep yang telah dialami siswa membuat mereka lebih lama mengingat pelajaran, dapat membuat kesuksesan yang lebih daripada pembelajaran diberikan oleh guru sendiri, berguna untuk pengembangan bakat akademik, menghindarkan siswa belajar dengan hafalan, dapat memberikan tambahan kemampuan untuk mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi, serta latihan-latihan khusus untuk mempertinggi daya ingat dengan berlatih untuk dapat menemukan sendiri sesuatu yang penting dalam materi.

Killen (dalam Muhammad Nurman, 2006: 31) berpendapat; dalam pembelajaran dengan metode inquiri ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Merumuskan pertanyaan penelitian.

  2. Menentukan apakah informasi/data yang diperoleh dapat menjawab pertanyaan.

  3. Menentukan cara-cara yang sesuai untuk mengumpulkan informasi.

  4. Mengumpulkan informasi dan menyusunnya dalam format yang dapat mempermudah untuk menginterpretasikannya.

  5. Menganalisa informasi dengan cara yang dapat membantu untuk menjawab pertanyaan penelitian.

  6. Membuat beberapa kesimpulan berdasarkan analisis informasi dan mengusulkan jawaban atas pertanyaan penelitian.

Juga dikatakan bahwa pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran inquiri di atas memiliki prosedur yang sama yaitu masing-masing proses pembelajaran diawali dengan memberikan permasalahan kepada siswa, menemukan hipotesis, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, menguji hipotesis dan selanjutnya membuat kesimpulan. Di IPS pelaksanaan metode inquiri tidak lagi seperti yang dilakukan di IPA yang pada umumnya melakukan eksperimen.

Mulyasa, 2003 (dalam Maksum, 2006: 18) menulis bahwa inquiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena itu inquiri menuntut peserta didik berpikir. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang memuaskan dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis dan kritis.

Jones, 1979 (dalam Maksum, 2006: 18) juga menyatakan bahwa metode inquiri ialah suatu metode pembelajaran yang dirancang dengan suatu sistem kegiatan belajar mengajar yakni menyangkut metode, teknik dan strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapat jawabannya sendiri secara optimal.

Dari semua pendapat di atas apabila dihubungkan dengan tuntutan Depdiknas tentang cara pembelajaran yang interaktif, inspiratif, memotivasi, menantang, menyenangkan serta yang memberi ruang yang cukup untuk prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis siswa maka model pembelajaran inquiri sangat cocok dan sangat mendukung tuntutan Pemerintah Indonesia, oleh karenanya model ini sangat tepat dan selaras dengan apa yang mesti ditulis guru dalam RPPnya.