Komitmen

 

Komitmen dalam Bahasa Inggris adalah
Commitment yang artinya The act of committing (Webseter’s New American Dictionary: 211). Bila istilah asing tersebut dicoba diartikan dalam Bahasa Indonesia, komitmen artinya perbuatan atau perlakuan mempercayakan, perlakuan menyerahkan. Apabila lebih diperjelas maka komitmen berarti perlakuan memberikan kepercayaan atau menyerahkan kepercayaan tertentu pada orang lain. Dari pengertian ini timbul pertanyaan yang diserahkan itu apa? Jawabannya jelas adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan sesuai aturan-aturan yang ada. Tanggung jawab seorang guru itu apa? Jawabannya sudah jelas tanggung jawab dalam memajukan pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan. Untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan sudah pasti seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang baik, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan sesuai aturan dan membuat perencanaan tindak lanjut.

Komitmen juga berarti kontrak atau perjanjian untuk melaksanakan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 445). Dari pengertian ini dapat diinterpretasikan sebuah contoh bahwa kontrak atau perjanjian untuk melaksanakan sesuatu bagi seseorang adalah untuk melaksanakan dengan baik apa yang diminta oleh perusahaan karena perusahaan yang memberi gaji. Gaji memegang peran penting di sini. Apabila pegawai tidak melaksanakan tugasnya dengan baik semestinya pegawai tersebut tidak bisa menerima gaji yang dijanjikan. 

Selain kedua arti komitmen yang sudah disampaikan di atas, ada juga ahli yang memberikan pengertian tentang apa komitmen itu. Glickman 1981 (dalam Sahertian, 1992) mengatakan bahwa perkembangan guru dapat dipandang dari dua segi yaitu: 1) kemampuan berpikir abstrak (imajinatif) dan 2) komitmen (keterlibatan) aktif dalam tanggung jawab yan mendalam. Dari cuplikan tersebut, komitmen diartikan sebagai suatu keterlibatan yang aktif dalam mengemban suatu tanggung jawab secara mendalam. Tanggung jawab berarti semua hal yang sudah menjadi kontrak terhadap apa yang harus dilakukan. Keterlibatan yang aktif dan mendalam tentu merupakan keterlibatan dalam semua tugas yang dibebankan, misalnya membimbing, mengatur manajemen, disiplin, kemampuan menghadapi sikap acuh tak acuh, mampu menentukan alternatif pemecahan masalah, merancang program ermasuk semua tugas-tugas guru yang lain yang merupakan tanggung jawabannya.

Dari ketiga pengertian tentang komitmen yang sudah disampaikan, komitmen dapat diartikan sebagai perbuatan atau perlakuan orang dalam mengemban tanggung jawab, memegang teguh janji-jani yang telah diucapkan, kesungguhan dalam melaksanakan tugas, serta keterlibatan yang aktif dan mendalam.

Selanjutnya pengertian komitmen yang penulis ambil dari sumber internet: http://www.batan.go.id/korpri-serpong/arsip/ wacana_komitmen.html sebagai berikut: 1) PORTER (Mowday, dkk, 1982: 27) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai  kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Ini ditandai dengan tiga nilai yaitu: a) penilaian terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, b) kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi, c) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (menjadi bagian dari organisasi. 2) Richard, M. Steers (1985: 5) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi angota organisasi yang bersangkutan), yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Ditambahkan pula bahwa komitmen merupakan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan, di sini tercakup unsur-unsur loyalitas, keterlibatan aktif, identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 3) Allen dan Meyer (dalam Dunham, dkk, 1994: 370) memberdakan komitmen organisasi atas tiga komponen yaitu: efektif, normatif dan kontinuance. Efektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan pegawai dalam organisasi, normatif berkaitan dengan perasaan-perasaan pegawai tentang kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi dan komponen Continuance berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi. 4) Menurut Mowday, Porter dan Steer bahwa pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi, bersedia bekerja melebihi apa yang diharapkan agar organisasi maju, ikut memperhatikan nasib organisasi.

Pengertian lebih lanjut tentang komitmen pada paragraf ini diambil dari internet dengan alamat: http://repository.usu.ac.id/ bixstream/123456789/18125/3/chapter%2011.pdf. Steer & Porter (1987) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai identification (kpercayaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi), dan Loyalty (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap organisasinya. Komitmen menurut Porter & Mowday (dalam Winer, 1992) merupakan suatu kekuatan dalam diri individu untuk mengidentifikasikan keterlibatan dirinya terhadap suatu organisasi.

Pengertian-pengertian komitmen yang lebih jauh lagi penulis ambil dari: http://sdm-teori.blogspot.com/2007/05/komitmen-pegawai-27.html seperti berikut:

Pengertian komitmen merujuk pada kesetiaan dan loyalitas. Komitmen didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan individu kepada organisasi terentu. Kiesler dan Sakumura seperti yang dikutip oleh Salancik mengartikan komitmen sebagai ikatan antara individu dan tindakan perilaku. Bahkan kata komitmen diartikan sebagai suatu karakteristik intelektual, sifat pribadi seperti kejujuran, yang tidak dapat dimandatkan atau dipaksakan dari luar. Secara singkat, dikatakan bahwa keterikatan karyawan dengan organisasi dibangun dan dijaga atas dasar kerelaan untuk saling memberi dan menerima keunggulan kompetensi dari kedua pihak. Perhatian terhadap pentingnya komitmen dalam organisasi telah berkembang menjadi dua aliran pemikiran. Aliran pemikiran pertama adalah pendekatan dari kontrol ke pendekatan komitmen yang dipelopori oleh Walton, yang melihat strategi komitmen sebagai suatu pendekatan yang lebih bersifat imbalan pada pengelolaan sumber daya manusia. Amstrong berpendapat bahwa karyawan yang mempunyai komitmen tinggi berhubungan dengan tingkat perpindahan dan absensi karyawan yang rendah.

Dari semua pendapat yang telah penulis paparkan di depan dapat dipetik intisari bahwa komitmen merupakan perbuatan yang ditunjukkan individu atau siswa atau setiap orang baik siswa, guru atau karyawan yang lain dalam mengemban suatu tanggung jawab yang mendalam, termasuk kesediaan, kesiapan bekerja, kesungguhan, tanggung jawab, loyalitas, pengorbanan, kepedulian, penyediaan waktu lebih, peningkatan hasil. Selanjutnya komitmen intinya berpenekanan pada hal-hal seperti: proses individu terhadap nilai-nilai yang ada dalam organisasi, seperti organisasi sekolah dan lain-lain; proses individu terhadap aturan-aturan, tujuan-tujuan, ikatan emosional, pribadi dengan organisasi; penerimaan terhadap semua tugas-tugas yang dibebankan; loyalitas terhadap organisasi; rasa bangga atas organisasi; peran dan tanggung jawab terhadap organisasi, sikap, kehendak, tingkah laku, serta penerimaan terhadap organisasi dimana dia berada. Dengan pengertian yang cukup padat dan ringkas ini dapatlah dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pengertian komitmen sudah cukup jelas sehingga batasan-batasan tersebut akan dapat digunakan sebagai sebuah definisi operasional dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.



http://belajarpsikologi.com. Komitmen.


http://miklotof.wordpress.com. Komitmen.