Gotong Royong Keluarga Besar Sitanggang: Penggalangan Dana untuk Peresmian Tugu Raja Sitanggang


Keluarga besar marga Sitanggang dari berbagai daerah terus menunjukkan kekompakan dan semangat kebersamaan dalam mempersiapkan Peresmian Tugu Raja Sitanggang. Berbagai donasi dari para keturunan Sitanggang, baik yang berada di dalam negeri maupun perantauan, terus mengalir sebagai bentuk dukungan atas penyelesaian proyek kebanggaan ini.

Melalui berbagai grup komunikasi komunitas, panitia peresmian terus mengumumkan perkembangan dana spontanitas, proposal, dan toktok ripe (sumbangan sukarela) yang masuk. Beberapa keluarga besar dari Medan, Tarutung, Yogyakarta, Semarang, Tangerang, hingga luar negeri, telah menyumbangkan dana dengan penuh semangat gotong royong.

Pada 18 Desember 2024, panitia melaporkan daftar keluarga yang telah memberikan donasi, termasuk di antaranya St. Sanro P. Sitanggang/Br. Sianturi dari Medan, Mangasi Sitanggang/Br. Sihaloho, Sitanggang Silo, Boru, Bere, Ibebere Salaon, hingga Ir. Y. Sitanggang/Br. Sihombing dari Yogyakarta yang masing-masing memberikan kontribusi dengan nominal yang bervariasi.

Tidak hanya dari satu kali pengumuman, laporan tambahan kembali dirilis pada 19 Desember 2024, memperbarui daftar donatur yang terus bertambah. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari komunitas dalam menyukseskan pembangunan tugu yang akan menjadi simbol kebanggaan marga Sitanggang.

Di tengah semangat gotong royong ini, diskusi juga mengemuka mengenai berbagai aspek teknis peresmian, termasuk sarana pendukung seperti lahan parkir. Salah satu anggota komunitas bertanya apakah lahan jagung di depan tugu dapat dialihfungsikan sementara untuk parkir guna mendukung kelancaran acara peresmian.

Menanggapi hal ini, St. Drs. Saut Sitanggang yang merupakan salah satu tokoh dalam proyek ini menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari seluruh keluarga besar. Ia juga membagikan beberapa foto terbaru terkait progres pembangunan tugu.

Komentar positif pun berdatangan dari berbagai anggota komunitas. "Mantab ketua, tamba jeges tuguta," tulis seorang anggota, yang berarti mengapresiasi ketua panitia dalam memastikan tugu semakin megah. Ada juga yang menegaskan bahwa peresmian tugu ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan penguatan identitas budaya.

Seiring dengan semakin dekatnya peresmian, komunitas terus memantau setiap perkembangan, termasuk dari Purasitabor Sektor 13 Martoba yang juga menyerahkan proposal guna mendukung penyempurnaan acara. Hal ini menunjukkan betapa luasnya keterlibatan keluarga besar Sitanggang dalam proyek monumental ini.

Melalui komunikasi yang intens di berbagai grup, keluarga besar Sitanggang menunjukkan bagaimana solidaritas dan kebersamaan tetap terjalin erat, meskipun para anggotanya tersebar di berbagai wilayah. Tradisi gotong royong yang diwarisi dari leluhur tetap dijaga dan menjadi bagian dari identitas mereka.

Tidak hanya sekadar sebuah monumen, Tugu Raja Sitanggang diharapkan menjadi simbol persatuan dan kebanggaan yang akan diwariskan ke generasi mendatang. Dengan adanya dukungan finansial, moral, dan tenaga dari berbagai pihak, peresmian tugu ini dipastikan akan berjalan dengan lancar dan penuh makna.

Keluarga besar Sitanggang terus diimbau untuk turut serta dalam penggalangan dana maupun mendukung pelaksanaan acara yang direncanakan. Panitia pun menyediakan nomor rekening resmi untuk donasi, yakni melalui BNI dan BRI sebagai jalur utama bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam proyek ini.

Dengan semangat kebersamaan, besar harapan bahwa Peresmian Tugu Raja Sitanggang akan menjadi momentum penting dalam mempererat tali persaudaraan dan melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak dahulu. Horas!

Post a Comment

0 Comments