Pada 8 Desember 2024, Bang Ari dari Dinas Pendidikan Batam kembali mengingatkan kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Batam untuk hadir tepat waktu dalam kegiatan Apel Gabungan yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2024, pukul 07.00 WIB. Hal ini disampaikan melalui surat resmi yang dibagikan kepada para pimpinan OPD, serta penekanan khusus untuk ASN wanita yang harus mengenakan jilbab hitam. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan koordinasi antar pegawai di Pemko Batam.
Sofi Napitupulu, seorang guru SMP, mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan oleh Bang Ari. Informasi yang disebarkan ini juga diterima dengan baik oleh Bahrun Koordinator Pengawas dari Sekolah Model Batam 37, yang memastikan bahwa seluruh pegawai akan hadir dalam kegiatan tersebut.
Namun, pada hari yang sama, terdapat penyesuaian jadwal acara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait rapat internal yang harus dihadiri oleh Menteri. Acara yang semula dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB, dimajukan menjadi pukul 12.00 WIB. Panitia acara meminta maaf atas perubahan jadwal ini dan berharap tamu undangan dapat menyesuaikan diri. Penyesuaian ini menjadi refleksi atas dinamika acara yang tidak dapat diprediksi.
Sebagai bagian dari upaya terus-menerus meningkatkan kualitas kerja, beberapa file pendukung terkait dengan pengelolaan kinerja dibagikan. Pada 9 Desember, file “Orprof Daring - Perilisan Pengelolaan Kinerja” dibagikan sebagai bagian dari kegiatan internal. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan sistem pengelolaan kinerja dan memastikan bahwa setiap pegawai memahami bagaimana sistem ini berjalan.
Pada saat yang sama, gambar dan video yang dibagikan oleh Noperlinda dan Munandar, yang berpartisipasi dalam Workshop Microsoft365, memperlihatkan semangat para pegawai dalam mengikuti pelatihan yang diadakan. Mereka turut berbagi pengalaman dan memberikan dukungan untuk memperluas penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan.
Beberapa hari setelahnya, pada 11 Desember 2024, Parange Humisar dari PGRI Batam mengabadikan momen monitoring di SMPN 39 Monggak sambil menikmati pemandangan indah di waduk setempat. Ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan cara yang menyeluruh, tidak hanya fokus pada ruang kelas, tetapi juga pada kesejahteraan dan perkembangan para pegawai di luar kegiatan formal.
Pak Irwansyah Munthe, seorang Cawas, berbagi perasaan prihatin terkait dengan hasil ujian kelas 1 SMA yang terlihat mengecewakan, terutama dalam perkalian dasar. Hal ini menjadi perhatian serius, karena hal tersebut terjadi pada siswa yang seharusnya sudah memiliki pemahaman yang lebih baik. Isu ini semakin diperburuk dengan kecenderungan para siswa yang banyak menghabiskan waktu untuk bermain game atau menggunakan ponsel, yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan prestasi akademis mereka.
Video yang dibagikan Bahrun KoordWas memperlihatkan momen-momen yang penuh makna, seperti perbincangan terkait kualitas pendidikan dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. Selain itu, Drs. Mashuri, seorang asesor BAN Kepri, menyoroti perlunya evaluasi yang lebih mendalam untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah.
Saat itu juga, Parange Humisar mengungkapkan rasa sedih dan prihatin terkait dengan kondisi tersebut. Mereka menyadari bahwa masalah ini lebih besar daripada sekedar ketidakmampuan dalam pelajaran dasar, melainkan sebuah refleksi dari banyak faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan siswa. Salah satunya adalah ketergantungan pada perangkat teknologi yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan belajar yang lebih penting.
Pak Irwansyah Munthe mengakhiri diskusi ini dengan menyebutkan bahwa Indonesia harus fokus pada generasi emas tahun 2045. Meskipun tantangan dalam dunia pendidikan tidak kecil, ia percaya bahwa generasi mendatang dapat mencapai kemajuan yang luar biasa dengan kerja keras, perhatian, dan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
0 Comments
Terimakasih