Pembangunan tugu ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Punguan Raja Sitanggang dan panitia yang telah berupaya maksimal dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan. Masyarakat yang hadir dalam peresmian merasa bangga karena tugu ini menjadi bagian dari identitas dan sejarah mereka.
Salah satu topik yang menjadi perbincangan di kalangan anggota punguan adalah prasasti yang akan dipasang pada tugu tersebut. Beberapa anggota mengusulkan agar prasasti mencantumkan nama-nama tokoh yang berperan dalam pembangunan tugu, termasuk panitia, donatur utama, serta tokoh adat dan agama yang berkontribusi.
Beberapa anggota lainnya menegaskan bahwa isi prasasti sebaiknya tetap mengikuti keputusan DPP dan panitia, tanpa membandingkan dengan prasasti dari tugu marga lain. Mereka berpendapat bahwa tugu ini harus merepresentasikan kebersamaan dan menjadi monumen sejarah yang membanggakan.
Dalam diskusi, beberapa anggota juga mengungkapkan kebanggaan mereka karena peresmian tugu dihadiri oleh Bupati setempat. Kehadiran pejabat daerah dinilai penting sebagai bentuk pengakuan pemerintah terhadap keberadaan dan sejarah keturunan Raja Sitanggang.
Namun, ada juga pendapat yang mempertanyakan perlunya tanda tangan pejabat dalam prasasti. Sebagian berpendapat bahwa tugu ini adalah milik pomparan Raja Sitanggang, sehingga cukup jika prasasti ditandatangani oleh Ketua Umum Punguan Raja Sitanggang dan pihak panitia.
Di sisi lain, ada juga yang mengingatkan bahwa pencantuman nama-nama tokoh dalam prasasti bukan untuk menonjolkan individu tertentu, melainkan sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka dalam mewujudkan pembangunan tugu ini.
Meskipun terjadi perbedaan pendapat, secara keseluruhan, peresmian Tugu Raja Sitanggang tetap berjalan dengan lancar dan penuh kebanggaan. Semua pihak sepakat bahwa tugu ini adalah simbol persatuan dan harus dijaga serta dirawat untuk generasi yang akan datang.
Sebagai bagian dari komunitas, pomparan Raja Sitanggang diharapkan tetap menjaga semangat persaudaraan dan menghindari perpecahan. Tugu ini bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga lambang dari semangat gotong royong dan kecintaan terhadap leluhur.
Diskusi dalam grup Punguan Raja Sitanggang juga mencerminkan betapa besar perhatian anggota terhadap sejarah dan keberlanjutan identitas mereka. Semua usulan dan saran yang diberikan menunjukkan kepedulian mendalam terhadap warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Raja Sitanggang.
Sebagai penutup, tugu ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi seluruh keturunan Raja Sitanggang untuk terus menjaga kekompakan dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya Batak. Peresmian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang dalam menjaga kebersamaan dan kehormatan marga.
Horas! Tuhan memberkati kita semua.
0 Comments
Terimakasih