Kegiatan ini mendapat respons positif dari berbagai anggota Punguan Raja Sitanggang yang tergabung dalam grup komunikasi daring. Dalam diskusi yang berlangsung, terlihat antusiasme yang tinggi dari anggota punguan dalam menyukseskan acara peresmian ini. Salah satu anggota, Drs. Muller Sitanggang, M.Si., menegaskan bahwa berdirinya tugu ini adalah salah satu langkah besar untuk mengenang dan menghormati sejarah leluhur Sitanggang.
Sejalan dengan itu, Drs. Unggul Sitanggang, M.Si., menyampaikan bahwa kebersamaan dan kekompakan harus tetap dijaga demi kelangsungan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Ia juga menggarisbawahi pentingnya lobi dan komunikasi dalam mencapai kesepakatan bersama tanpa menimbulkan perbedaan pendapat yang berkepanjangan.
Dalam percakapan lainnya, beberapa anggota menyoroti peran pemerintah dalam mendukung acara ini. Beberapa mengklarifikasi bahwa kehadiran pemerintah dalam acara peresmian bukanlah bentuk intervensi, melainkan sebagai dukungan terhadap upaya pelestarian sejarah dan budaya Batak, khususnya bagi keturunan Raja Sitanggang.
Berbagai dokumentasi mulai dari foto hingga video peresmian pun dibagikan dalam grup. Salah satu anggota, St. Nurdin Sitanggang, mengunggah foto peletakan batu pertama, pembangunan, hingga berdirinya tugu yang megah. Foto-foto ini menjadi bukti nyata dari kerja keras dan kekompakan seluruh keturunan Raja Sitanggang.
Sebagai bentuk apresiasi, tukang yang terlibat dalam pembangunan juga mendapatkan pengakuan atas dedikasi mereka. Mas Diran, salah satu pekerja yang terlibat, disebut sebagai sosok yang setia dalam memastikan tugu ini berdiri kokoh hingga peresmian berlangsung.
Selain menjadi ajang mengenang sejarah, acara peresmian ini juga menjadi momen penting dalam mempererat hubungan antara anggota punguan. Dalam berbagai percakapan, terlihat harapan agar tugu ini menjadi pemersatu keturunan Raja Sitanggang di seluruh dunia.
Di sisi lain, beberapa anggota grup juga berdiskusi mengenai teknis pelaksanaan acara peresmian, termasuk persiapan panitia dan perlengkapan acara. Usulan pembuatan spanduk besar yang bertuliskan "Selamat Datang di Pesta Tugu Sitanggang Se-Dunia" turut menjadi perhatian agar acara ini semakin dikenal luas.
Tidak hanya menjadi simbol sejarah, tugu ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Samosir. Dengan keberadaannya, generasi muda keturunan Sitanggang dapat belajar dan memahami lebih dalam tentang asal-usul serta perjuangan leluhur mereka.
Dalam komunikasi grup, Mateus Sitanggang sempat menyoroti perlunya pengawasan dalam diskusi agar tetap berjalan harmonis dan tidak menjadi ajang perdebatan yang tidak produktif. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat, semangat persatuan tetap menjadi prioritas utama.
Sebagai langkah lanjutan, pengurus Punguan Raja Sitanggang di berbagai daerah diminta untuk mengoordinasikan dan menyampaikan segala bentuk diskusi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) agar komunikasi tetap terarah dan efektif.
Menjelang peresmian resmi, anggota punguan terus menunjukkan semangat dan antusiasme tinggi dalam menyambut acara ini. "Tetap kita semangat," demikian seruan dari beberapa anggota dalam grup, menegaskan komitmen mereka untuk menjaga persatuan dan menjunjung tinggi nilai budaya yang telah diwariskan.
Dengan berdirinya Tugu Raja Sitanggang, diharapkan generasi mendatang dapat terus mengingat dan menghormati jasa para leluhur. Lebih dari sekadar monumen, tugu ini menjadi lambang kebersamaan, kekuatan, dan identitas yang akan terus dikenang oleh seluruh keturunan Raja Sitanggang di manapun mereka berada.
Horas! Semoga peresmian ini berjalan dengan lancar dan menjadi awal dari semakin eratnya persatuan keluarga besar Sitanggang.
0 Comments
Terimakasih