Pembaruan Kinerja

Pada tanggal 9 Desember 2024, sejumlah percakapan antara para pendidik dan pengawas pendidikan di Batam memperlihatkan semangat kolaborasi dan informasi terkait perkembangan dunia pendidikan. Percakapan dimulai dengan berbagi gambar mengenai kegiatan sehari-hari, termasuk dokumentasi penting yang menampilkan kegiatan di lingkungan pendidikan. Foto-foto tersebut menjadi cara para anggota untuk berbagi informasi dan momen penting yang terjadi di lapangan.

Sofi Napitupulu, seorang guru SMP, mengirimkan foto pada pagi hari, memperlihatkan aktivitas yang terjadi di sekolah. Gambar tersebut menjadi bukti adanya keterlibatan aktif dari para guru dan pengawas dalam berbagai kegiatan pendidikan. Tak lama kemudian, Wiwit, pengawas Batam, turut mengirimkan gambar lainnya, menunjukkan betapa aktifnya para pengawas dalam memonitor dan mendukung aktivitas sekolah.

Fitri Agusrini, seorang anggota lain, juga mengirimkan beberapa gambar untuk memperkaya percakapan yang terjadi. Walaupun terdapat beberapa pesan yang dihapus, gambarnya tetap memberikan gambaran jelas mengenai kegiatan yang tengah berlangsung. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang intens di antara mereka untuk memastikan kelancaran berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan di Batam.

Di tengah percakapan, Kamaliah dari Lingkungan IKM Batam mengirimkan informasi penting mengenai Pembaruan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, yang menjadi fokus pembahasan utama. Dalam rilis tersebut, Kemendikdasmen dan BKN RI mengumumkan kebijakan baru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah di seluruh Indonesia.

Rilis tersebut menjelaskan bahwa mulai tahun 2025, pengelolaan kinerja akan disempurnakan dengan sistem yang lebih mudah, bermakna, dan bermutu, memungkinkan para guru dan kepala sekolah untuk lebih fokus pada peningkatan pembelajaran murid, tanpa terbebani oleh tugas-tugas administrasi yang rumit. Para anggota percakapan terlihat menyambut baik informasi ini, yang dianggap akan memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di masa depan.

Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, Kamaliah juga menginformasikan bahwa acara peluncuran Rilis Pembaruan Pengelolaan Kinerja akan diselenggarakan pada pukul 13.00 WIB, yang dapat disaksikan melalui saluran YouTube resmi Kemdikdasmen dan Ditjen GTK. Informasi ini memberikan kesempatan bagi seluruh anggota untuk mengikuti acara penting yang berkaitan dengan pembaruan tersebut.

Pada siang hari, beberapa peserta mencoba mengakses platform Zoom untuk mengikuti pembaruan tersebut, namun beberapa dari mereka mengalami kesulitan karena batas kapasitas yang telah terlampaui. Meskipun demikian, percakapan tetap berlangsung dengan penuh antusiasme, dengan anggota lainnya memberikan respons positif terhadap informasi yang dibagikan.

Beberapa peserta, seperti Sofi, terus mengonfirmasi bahwa mereka tetap mengikuti jalannya kegiatan, meskipun melalui cara lain, seperti menonton melalui YouTube. Sofi juga mengingatkan pentingnya absen foto agar kegiatan tersebut tercatat dengan sah, menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab di antara rekan-rekannya.

Pada sore hari, percakapan mulai beralih ke topik yang lebih santai. Pak Heri, seorang pengawas SMP, membagikan link untuk menonton pertandingan sepak bola antara Indonesia dan Myanmar dalam ajang ASIA CHAMPIONSHIP. Diskusi tentang pertandingan ini membuat suasana lebih ringan, di mana beberapa anggota mulai memperkirakan skor pertandingan.

S.Pd.MM Djumadi, seorang anggota lainnya, memperkirakan bahwa Indonesia akan menang dengan skor 1-0. Percakapan ini memperlihatkan bahwa meskipun anggota percakapan terlibat dalam kegiatan pendidikan yang serius, mereka juga bisa saling berbagi hobi dan minat bersama, menciptakan hubungan yang lebih baik di antara mereka.

Pada malam hari, percakapan kembali fokus pada pertandingan sepak bola. Pak Darsudi, seorang pengawas, memberikan informasi lebih lanjut terkait pertandingan, dan beberapa anggota lain mulai membahas detail pertandingan dengan penuh semangat. Tak hanya membahas pendidikan, namun juga berbagi hiburan melalui olahraga, mempererat ikatan antara mereka.

Pak Heri juga mengoreksi penggunaan istilah "take off" yang sempat digunakan sebelumnya, menggantinya dengan istilah yang lebih tepat, "kick off," yang menunjukkan adanya perhatian terhadap detail, bahkan dalam percakapan ringan.

Pada akhirnya, percakapan diakhiri dengan candaan dan foto-foto terakhir yang dibagikan, menunjukkan semangat kekeluargaan dan rasa saling menghormati di antara para pendidik dan pengawas. Mereka menyadari bahwa kerja keras dan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan kebersamaan dan komunikasi yang baik.

Post a Comment

0 Comments