Samosir, 20 Februari 2025 - Pembangunan Tugu Raja Sitanggang terus mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat maupun tokoh-tokoh keturunan Raja Sitanggang yang tersebar di berbagai daerah. Diskusi dan koordinasi terus dilakukan guna memastikan kelancaran proyek ini, termasuk pengelolaan parkir, keamanan kendaraan, serta solusi untuk mengatasi kemacetan di sekitar lokasi tugu.
Dalam pertemuan terbaru, perwakilan dari komunitas Raja Sitanggang mengadakan diskusi dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir untuk mencari solusi terbaik dalam mengelola arus lalu lintas serta area parkir di sekitar tugu. Langkah ini dilakukan agar saat peresmian nanti, masyarakat dan para undangan dapat menghadiri acara dengan nyaman dan tertib.
Dukungan finansial terus mengalir untuk pembangunan tugu ini. Berbagai keluarga besar keturunan Raja Sitanggang dari berbagai daerah memberikan sumbangan spontan guna mempercepat realisasi proyek tersebut. Donasi yang diterima mencakup berbagai bentuk, mulai dari dana tunai hingga penyediaan bahan pakaian adat dan buku sejarah yang akan melengkapi informasi mengenai sejarah Raja Sitanggang.
Salah satu bentuk dukungan yang signifikan datang dari Universitas Sarimutiara Medan yang menyumbang dana sebesar Rp 6.000.000, serta sumbangan terbesar sejauh ini dari keluarga Op. Jose Sitanggang sebesar Rp 5.000.000 untuk penerbitan buku sejarah Tugu Raja Sitanggang. Selain itu, sejumlah sektor dari komunitas Sitanggang di berbagai wilayah seperti Medan, Jabodetabek, Lampung, dan Pontianak turut memberikan kontribusi berupa dana dan barang.
Selain dana, beberapa donatur juga memberikan bantuan dalam bentuk lain seperti kaos, peci, dan bahan jas yang akan digunakan pada acara peresmian nanti. Penggalangan dana ini membuktikan bahwa semangat gotong royong dan persatuan dalam komunitas keturunan Raja Sitanggang masih sangat kuat hingga saat ini.
Seiring dengan semakin dekatnya peresmian tugu, panitia pembangunan juga telah mengirimkan surat resmi kepada Pastor Paroki Pangururan untuk mendapatkan dukungan spiritual dan doa restu bagi keberhasilan acara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan tugu ini bukan hanya proyek fisik semata, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat.
Dalam beberapa pekan terakhir, pembahasan mengenai pesta peresmian Tugu Raja Sitanggang menjadi topik hangat di Samosir. Banyak pihak menantikan acara ini sebagai momen penting dalam pelestarian budaya dan sejarah leluhur. Para tokoh komunitas juga terus melakukan berbagai persiapan untuk memastikan acara berjalan dengan lancar.
Di sisi lain, beberapa individu dan komunitas telah menunjukkan antusiasme dengan membeli kalender Purasitabor sebagai bentuk dukungan tambahan. Setiap hasil penjualan kalender ini akan dialokasikan untuk menambah dana pembangunan tugu. Inisiatif ini mendapat respons positif dari masyarakat yang ingin berkontribusi dalam bentuk yang lebih praktis.
Salah satu donasi terbesar untuk peresmian tugu datang dari A. Saur Sidauruk, pemilik Batu Hoda Beach, yang menyumbangkan dana sebesar Rp 10.000.000 untuk mendukung pengadaan Horbo Parjuhut, sebuah simbol budaya dalam pesta adat Batak. Sumbangan ini disambut dengan ucapan terima kasih dari komunitas Raja Sitanggang yang berharap agar Batu Hoda Beach semakin maju di masa mendatang.
Dana tambahan terus masuk, termasuk dari sektor Tanjung Sari yang menyumbangkan Rp 625.000 melalui pembelian kalender Purasitabor. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai elemen masyarakat ikut berpartisipasi dalam mendukung proyek ini, baik melalui donasi langsung maupun melalui kegiatan ekonomi kecil yang melibatkan komunitas.
Ketua panitia pembangunan mengapresiasi seluruh dukungan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Ia menyatakan bahwa partisipasi aktif masyarakat sangat membantu dalam mempercepat proses pembangunan tugu serta mempererat ikatan persaudaraan antar keturunan Raja Sitanggang di berbagai daerah.
Sebagai bentuk transparansi, laporan dana yang masuk terus diperbarui dan diumumkan kepada komunitas melalui berbagai saluran komunikasi. Hal ini bertujuan agar setiap anggota komunitas mengetahui perkembangan proyek dan penggunaan dana yang telah diterima.
Panitia juga terus mendorong partisipasi lebih lanjut dari masyarakat yang ingin memberikan kontribusi, baik dalam bentuk donasi maupun dukungan moral. Mereka berharap bahwa dengan semangat kebersamaan ini, pembangunan Tugu Raja Sitanggang dapat segera diselesaikan dan menjadi monumen yang membanggakan bagi seluruh keturunannya.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, peresmian tugu ini diharapkan dapat menjadi perayaan budaya yang tidak hanya memperkuat identitas komunitas Raja Sitanggang, tetapi juga menjadi daya tarik wisata dan edukasi sejarah bagi masyarakat luas.
0 Comments
Terimakasih