Diskusi Internal Punguan Raja Sitanggang Bahas Keputusan Peresmian Tugu

Medan, 13 Februari 2025 - Dalam sebuah diskusi internal yang berlangsung di grup komunikasi Punguan Raja Sitanggang, berbagai tokoh dan pengurus dari berbagai daerah menyampaikan pendapat mereka terkait keputusan peresmian Tugu Raja Sitanggang. Perbincangan ini mencerminkan pentingnya koordinasi dalam pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen punguan.

Amandus Sitanggang, SH, MH menegaskan bahwa keputusan bersama harus dilakukan dengan mempertimbangkan suara semua pihak. Menurutnya, peran ketua lebih sebagai koordinator, bukan sebagai pemegang otoritas tertinggi. Ia juga menyoroti pentingnya musyawarah besar agar tidak hanya mengadopsi pandangan sepihak.

Pdt. Manihar Sitanggang dalam diskusi menambahkan bahwa seluruh struktur kepengurusan, termasuk DPP, DPW, dan DPD, harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Ia menekankan bahwa penandatanganan prasasti harus dilakukan oleh Ketua Umum Purasitabor sebagai bentuk legitimasi resmi.

Sementara itu, Zamanto Sitanggang dari Jakarta turut mengunggah dokumentasi terkait acara, yang memperlihatkan berbagai persiapan yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan antusiasme dari berbagai wilayah dalam mendukung kelancaran peresmian tugu tersebut.

Selain itu, dalam percakapan yang berkembang, panitia meminta konfirmasi jumlah kehadiran dari berbagai daerah. Beberapa daerah telah melaporkan jumlah peserta yang akan hadir, menunjukkan tingginya animo masyarakat dalam mendukung acara peresmian tugu tersebut.

Namun, muncul pula berbagai pertanyaan terkait mekanisme pengambilan keputusan. Dr. Sudin Sitanggang dari Jakarta mempertanyakan siapa yang berwenang menandatangani keputusan dari pertemuan yang diadakan melalui Zoom. Diskusi ini kemudian ditanggapi oleh berbagai anggota yang sepakat bahwa pertemuan virtual diperlukan untuk menyamakan persepsi sebelum mengambil keputusan akhir.

Yully Tony Sitanggang, SE, MM dari Yogyakarta mendukung usulan rapat virtual agar keputusan yang diambil dapat mencerminkan kehendak bersama. Ia menekankan bahwa keputusan sebaiknya tidak hanya dibuat oleh pengurus, tetapi juga melibatkan seluruh struktur organisasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Di tengah diskusi, muncul dugaan bahwa grup komunikasi Punguan Raja Sitanggang mengalami upaya peretasan. Beberapa anggota melaporkan aktivitas mencurigakan dan meminta admin grup untuk segera mengambil tindakan pencegahan.

Marcopolo Sitanggang kemudian mengajukan pertanyaan terkait jadwal Zoom Meeting sebagai tindak lanjut dari diskusi yang telah berlangsung. Hal ini mendapat respons dari berbagai anggota yang menginginkan adanya keputusan yang lebih inklusif.

Muller Sitanggang, M.Si. dari Jakarta menegaskan bahwa sebagai organisasi sosial, Punguan Raja Sitanggang harus melibatkan berbagai elemen dalam proses pengambilan keputusan. Ia menekankan bahwa keputusan yang diambil harus merefleksikan aspirasi seluruh anggota punguan.

Sebagai penutup, perbincangan dalam grup ini menunjukkan pentingnya musyawarah dalam menjaga kebersamaan dan kekompakan dalam sebuah organisasi adat. Peresmian Tugu Raja Sitanggang menjadi momentum penting bagi seluruh anggota punguan untuk menunjukkan solidaritas dan kebersamaan.

Diskusi ini terus berkembang, dan para anggota berharap agar semua pihak dapat mencapai keputusan yang bijak dan dapat diterima oleh seluruh elemen punguan. Dengan adanya komunikasi yang baik, peresmian tugu dapat menjadi simbol persatuan bagi keturunan Raja Sitanggang di seluruh wilayah.

Post a Comment

0 Comments