PARDOMUANSITANGGANG.COM - Pada 14 November 2024, sebuah pesan yang penuh inspirasi muncul di grup WhatsApp yang dihuni oleh para pendidik. Pesan tersebut datang dari Denly Pritannia, seorang guru bahasa Inggris yang ingin berbagi kisah perjalanan mengajarnya. Dimulai dengan ucapan salam bahagia, Denly memperkenalkan dirinya sebagai seorang guru yang memulai karirnya pada tahun 2015 di SLBN 2 Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Di sekolah tersebut, ia mengajar bahasa Inggris dan seni musik, bertemu dengan murid-murid istimewa yang mengajarkan arti sesungguhnya dari pendidikan.
Di SLBN 2, Denly merasa sangat terkesan dengan murid-murid yang memiliki kebutuhan khusus, yang memberikan perspektif baru dalam melihat dunia pendidikan. Dari mereka, ia belajar menghargai keberagaman dan mencintai setiap kelebihan yang dimiliki sebagai anugerah Tuhan. Kisah-kisah inspiratif dari murid-murid inilah yang membentuk pandangan Denly tentang pentingnya peran seorang guru dalam membimbing dan memberikan dampak positif bagi kehidupan anak didik.Namun, perjalanan karir Denly tidak berhenti di sana. Pada tahun 2020, ia pindah tugas ke SMAN 25 Batam. Perpindahan ini bertepatan dengan masa awal pandemi Covid-19 yang mengubah cara pendidikan di seluruh dunia. Meski menghadapi tantangan besar, Denly tetap semangat untuk terus mengajar, bahkan di tengah keterbatasan yang ada. Di sini, ia bertemu dengan murid-murid hebat yang tetap bersemangat untuk menuntut ilmu meski harus belajar dari rumah.
Tantangan di masa pandemi memang tidak mudah, namun bagi Denly, itu adalah bagian dari perjuangan sebagai guru. "Saya bangga menjadi satu dari jutaan pejuang pendidikan di era yang penuh tantangan itu," tulisnya dalam pesan tersebut. Ia merasakan betul bagaimana pandemi menguji ketahanan dan semangat para pendidik serta murid-murid yang ingin terus belajar, meskipun harus terpisah oleh jarak.
Pada tahun 2021, ketika pembelajaran tatap muka kembali dimulai, Denly merasa sangat bersyukur. Meskipun masih banyak kendala yang harus dihadapi, ia tetap melihat setiap langkah sebagai kesempatan untuk mendidik dan memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Tidak ada ruang kelas yang menjadi penghalang bagi semangat belajar, dan Denly bangga dapat menjadi bagian dari proses ini bersama para murid-murid hebatnya.
"Di sini kami telah kembali bertatap muka. Meskipun belajar tanpa ruang kelas, tidak membuat kami mengeluh dan jadi terbatas," lanjut Denly. Kata-kata ini menunjukkan keteguhan hati seorang guru yang mengutamakan pendidikan, meskipun keadaan sekitar sangat menantang. Semangatnya untuk mendidik tetap tak tergoyahkan, dan ia merasa beruntung bisa menyaksikan perkembangan para muridnya di tengah semua keterbatasan.
Kebanggaan terbesar yang ia rasakan adalah melihat murid-muridnya tumbuh dan berkembang. Menjadi guru baginya bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang kolaborasi dan kebahagiaan. "Mengajar adalah semangat. Mengajar adalah kolaborasi. Mengajar adalah kebahagiaan," tulisnya, menegaskan nilai-nilai yang ia pegang teguh sebagai pendidik. Setiap momen yang dilalui bersama murid-murid adalah sumber kebahagiaan dan kepuasan tersendiri.
Denly menutup pesan tersebut dengan pernyataan yang sangat menggugah: "Karena itu, saya bangga menjadi guru." Pesan ini menjadi bukti nyata betapa besar rasa cinta dan dedikasi yang ia miliki terhadap profesi guru. Ia tidak hanya menganggapnya sebagai pekerjaan, tetapi sebagai panggilan hidup yang penuh makna.
Pesan inspiratif ini mendapatkan respon positif dari anggota grup, salah satunya datang dari Dewi Riyanti yang mengirimkan emotikon hati, menandakan betapa ia terharu dan mengapresiasi cerita yang dibagikan oleh Denly. Momen ini memperlihatkan kekuatan komunitas pendidik yang saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Akhirnya, kisah Denly Pritannia ini menjadi pengingat bagi semua guru di grup WhatsApp tersebut bahwa meskipun tantangan dalam dunia pendidikan tidak pernah ringan, setiap guru memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk masa depan anak bangsa. Kisahnya mengajarkan kita untuk terus bangga menjadi guru, karena setiap perjuangan dan dedikasi yang kita berikan akan meninggalkan jejak yang tak terlupakan bagi murid-murid kita.
0 Comments
Terimakasih