Keluarga Besar Sitanggang Berduka, Manginar Sitanggang Tutup Usia

Kabar duka menyelimuti keluarga besar Sitanggang setelah berpulangnya Manginar Sitanggang, yang akrab disapa Amco. Berita duka ini pertama kali tersebar di berbagai grup komunikasi keluarga besar Sitanggang pada 30 Januari 2025 malam.

Ungkapan belasungkawa dan doa mengalir deras dari berbagai pihak, terutama dari sesama anggota komunitas marga Sitanggang. Ir. Gortap Sitanggang (Op. Gaelano) dari Medan mengonfirmasi bahwa jenazah almarhum sempat disemayamkan di rumah sakit sebelum akhirnya diberangkatkan ke Pangururan untuk prosesi pemakaman.

Sejumlah foto dan video turut dibagikan dalam grup sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum. Beberapa tokoh komunitas juga memberikan ucapan duka cita, di antaranya Bungaran Sitanggang, SH, MH, serta Ketua Sitanggang Tebing, Robel Sitanggang. Mereka berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.

Pdt. Timbul Sitanggang dalam pesannya menyampaikan renungan rohani, mengingatkan pentingnya hidup dalam kasih dan menjauhi perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai iman. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendoakan almarhum dan keluarganya.

Selain itu, dalam grup juga dibahas mengenai keberadaan silsilah atau tarombo marga Sitanggang yang valid. Beberapa anggota mendiskusikan keakuratan data sejarah marga agar tetap dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Di tengah suasana duka, komunitas Raja Sitanggang Nasional tetap menunjukkan solidaritas yang kuat. Sejumlah anggota mengusulkan untuk mengabadikan nama almarhum dalam sejarah marga sebagai salah satu tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam komunitas.

Ungkapan belasungkawa juga datang dari berbagai daerah, termasuk dari Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta. Ir. Buchtiar Sitanggang, Karle Sitanggang, SH, MH, serta berbagai perwakilan komunitas turut menyampaikan simpati mereka.

Sebagai bagian dari tradisi adat Batak, prosesi pemakaman di Pangururan akan dilakukan dengan penuh penghormatan. Acara adat dan doa bersama akan digelar untuk mengantar kepergian Manginar Sitanggang menuju peristirahatan terakhirnya.

Sementara itu, diskusi mengenai tarombo atau silsilah marga terus berlanjut di berbagai grup. Beberapa anggota menegaskan pentingnya memiliki data yang akurat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelusuran garis keturunan.

Di sela-sela suasana duka, beberapa anggota komunitas juga membahas mengenai pesan hoaks yang sempat beredar. Mereka mengimbau agar anggota lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, beberapa anggota mengusulkan untuk membuat kenangan atau memorial khusus bagi almarhum Manginar Sitanggang. Hal ini diharapkan bisa menjadi bentuk penghargaan bagi jasa dan peran yang telah beliau berikan selama hidupnya.

Keluarga besar Sitanggang juga mengajak semua anggota untuk tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan, terutama dalam menghadapi momen-momen sulit seperti ini. Solidaritas dan persatuan di antara sesama anggota marga tetap menjadi nilai utama yang dijunjung tinggi.

Pemakaman Manginar Sitanggang di Pangururan diperkirakan akan dihadiri oleh banyak anggota keluarga dan kerabat. Mereka ingin memberikan penghormatan terakhir bagi almarhum yang selama hidupnya dikenal sebagai sosok yang baik dan dihormati.

Selamat jalan, Manginar Sitanggang. Doa terbaik kami panjatkan untukmu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi kepergianmu.

Post a Comment

0 Comments