Semarang, 24 Oktober 2024 – Punguan Raja Sitanggang, sebuah komunitas yang beranggotakan keturunan marga Sitanggang, kembali menunjukkan kekompakan dan solidaritas mereka dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembinaan rohani dan aksi sosial.
Di awal hari, sejumlah anggota grup WhatsApp Punguan Raja Sitanggang menyapa dengan penuh semangat dan doa. Salah satu anggota, Bernhard Sitanggang, SH, dari Semarang, memberikan ucapan selamat pagi dengan pesan rohani yang membangkitkan semangat bagi sesama anggota. Hal serupa juga disampaikan oleh Kamiden Sitanggang dari Jakarta yang mengajak seluruh anggota untuk mendengarkan renungan harian melalui tautan YouTube yang dibagikan.
Renungan hari itu diambil dari Daniel 6:27, yang menekankan tentang ketaatan kepada Tuhan, dengan kisah Daniel yang tetap setia beribadah meski menghadapi ancaman hukum raja Darius. Kisah ini menginspirasi anggota untuk tetap teguh dalam iman mereka. Selain itu, Pdt. Kamiden Sitanggang juga memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana seseorang dapat memperoleh hikmat sejati dari Tuhan.
Sejumlah anggota merespons dengan ungkapan syukur dan apresiasi atas renungan yang diberikan. Beberapa anggota memberikan tanggapan dengan kata-kata penyemangat dan doa bagi seluruh anggota komunitas agar tetap sehat dan dalam lindungan Tuhan.
Selain aspek rohani, grup ini juga menjadi wadah komunikasi bagi sesama anggota dalam berbagai hal. Salah satu pembicaraan yang menarik perhatian adalah tentang keberadaan anggota di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Anggota grup saling bertanya mengenai anggota yang berasal dari daerah tersebut untuk memperkuat tali silaturahmi.
Dalam kesempatan lain, diskusi juga mencakup perencanaan acara dan pembangunan Tugu Raja Sitanggang. Sejumlah anggota membagikan informasi mengenai dana spontanitas yang terkumpul untuk pembangunan tugu ini. Dana tersebut berasal dari berbagai keluarga Sitanggang yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Papua, Jakarta, Medan, dan Kalimantan. Sumbangan yang terkumpul mencapai jumlah yang signifikan, yang mencerminkan kepedulian dan kebersamaan anggota dalam menjaga warisan leluhur mereka.
Selain sumbangan dalam bentuk uang, beberapa anggota juga memberikan sumbangan berupa bahan bangunan, seperti semen. Hal ini semakin menegaskan bahwa kebersamaan dalam komunitas ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata.
Salah satu anggota, Ir. Jonni Sitanggang dari Medan, mengumumkan bahwa sejumlah dana telah masuk ke rekening panitia pembangunan tugu, termasuk donasi dari berbagai individu dan kelompok. Anggota komunitas pun memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan dalam pembangunan tugu ini.
Tidak hanya membahas pembangunan, percakapan dalam grup juga mencakup aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial antaranggota. Beberapa anggota berbagi tentang kebiasaan mereka, seperti menikmati kopi sambil berbincang santai. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas ini bukan hanya tentang kegiatan formal, tetapi juga menciptakan ruang bagi interaksi sosial yang lebih akrab.
Pada hari berikutnya, yaitu 25 Oktober 2024, semangat kebersamaan tetap terjaga. Bernhard Sitanggang kembali memberikan sapaan pagi yang penuh dengan pesan rohani, mengingatkan anggota agar lebih mencari harta yang sejati, yaitu hikmat dan pengetahuan dari Tuhan, dibandingkan sekadar harta duniawi.
Renungan harian pada hari itu diambil dari Kolose 2:3 dan Amsal 9:10, yang menekankan bahwa segala hikmat dan pengetahuan sejati tersembunyi dalam Tuhan. Firman Tuhan ini kembali memberikan inspirasi bagi anggota untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalani hidup dengan penuh hikmat.
Dengan berbagai interaksi yang terjadi di dalam grup WhatsApp Punguan Raja Sitanggang, terlihat jelas bahwa komunitas ini terus menjaga nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Dari aspek rohani hingga aksi sosial, mereka membuktikan bahwa kekuatan persaudaraan mampu menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi kehidupan modern.
Komunitas ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah komunikasi, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi setiap anggotanya. Melalui doa, renungan, dan aksi nyata, Punguan Raja Sitanggang terus menjadi simbol persatuan bagi keturunannya di berbagai daerah.
Ke depannya, diharapkan semangat kebersamaan ini terus terjaga dan semakin kuat, sehingga komunitas ini dapat terus memberikan dampak positif bagi seluruh anggotanya serta lingkungan sekitar.
0 Comments
Terimakasih