Wednesday, July 26, 2017

EKSPONEN (Bilangan Berpangkat)

1. Pengertian Eksponen
Secara gamblang, eksponen adalah perkalian berulang. Banyaknya perkalian yang dilakukan ditulis di atas bilangan pokok dengan ukuran angka kecil. Misal:
4 x 4 x 4. Maka ditulis  43 dengan 4 sebagai bilangan pokok, dan 3 sebagai bilangan pangkat (banyaknya perkalian).
2. Tokoh dan Sejarah Eksponen
Bilangan berpangkat sangatlah membantu kita dalam mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil sekali. semisal 0,00000099 ditulis dalam bilangan berbangkat menjadi 9,9 x 107. Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau eksponen adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan seorang bangsawan dari merchiston, skotlandia. Dia juga merupakan penemu bilangan logaritma, yang memang ada hubungannya dengan bilangan eksponen. Napier menyadari bahwa setiap bilangan bisa diubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan tersebut bisa dirubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
3. Terapan Eksponen
Di beberapa cabang ilmu pengetahuan, Bilangan eksponen tentu sangatlah membantu dalam perhitungan sebuah rumus atau perbadingan. Misal dalam pelajaran ekonomi (Perhitungan bunga majemuk) Apabila suku bunga yang dibayarkan sebanyak 1 kali dalam setahun,  maka dapat dihitung dengan rumus: Mn=M(1+i)n . Kemudian dalam pelajaran Biologi, Fungsi ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan perusahaan yang dimulai dari awal waktu hingga batas waktu tertentu. Dalam menghitung Pertumbuhan Biologis dapat dirumuskan: N=No(R)t . Masih banyak tentunya penerapan konsep logaritma pada cabang ilmu pengetahuan lainnya, sehingga wajar saja saat Matematika dijadikan dasar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan.
4. Rangkuman Eksponen
    A. Aturan perpangkatan
Seperti yang telah dijelaskan, eksponen memiliki aturan/sifat-sifat tersendiri dalam segi penulisan dan perhitungan bilangan berpangkat. Berikut aturan-aturan yang berlaku dalam eksponen:
1. ap.aq=ap+q
Jika sebuah bilangan pangkat yang memiliki bilangan pokok yang sama, maka kedua bilangan pangkatnya bisa dijumlahkan.
2. apaq=apq
Jika pada sebuah pembagian/pecahan bilangan berpangkat yang memiliki bilangan pokok yang sama, maka bilangan pangkat pembilang dijumlahkan/dikurangi bilangan pangkat penyebutnya
3.(ap)q=ap.q
Jika bilangan pangkat dipangkatkan, maka kedua pangkatnya dikalikan.
4. (a.b)p=ap.bp
pada perkalian yang dipangkatkan, maka kedua bilangan pokok diberi pangkat yang sama.
5. (ab)p=(apbp)
Begitujuga pada pembagian/pecahan, maka pembilang dan penyebutnya diberikan pangkat yang sama.
6. a0=1,a≢0
Pada aturan perpangkatan, berapapun bilangan pokok pada sebuah bilangan berpangkat, jika dipangkatkan nol (0) maka hasilnya (1). dengan pengecualian bilangan pokok tidak boleh nol (0)
7. ap=1ap,a≢0
Jika sebuah bilangan memiliki pangkat negatif, maka berlaku sifat invers. Pangkat negatif berubah menjadi positif dalam kondisi sebagai penyebut.
   B. Bentuk Akar
Bentuk akar pada dasarnya adalah bentuk lain dari bilangan berpangkat, misalkan 9 = 3. Karena 9 adalah perkalian berulang dari 3 (3x3). Contoh lain 83 = 2. Berbeda dengan akar sebelumnya, 83 memiliki akar pangkat yakni 3. Sehingga kita harus mencari angka yang jika dikalikan berulang sebanyak 3 kali. maka hasilnya 8. Maka jawaban untuk 83 adalah 2, karena 8 adalah hasil perkalian berulang dari 2 (2x2x2). Untuk lebih jelas, berikut akan dijelaskan bagaimana bentuk akar bisa dirubah kedalam bentuk pangkat.
1. amn = anm
Misalkan diketahui 534 akan dirubah dalam bentuk pangkat, maka bentuknya menjadi 534.
2. a.b = a.b
Misalkan diketahui 32 maka bentuk lainnnya menjadi 16.2 lalu di rubah menjadi 16.2atau bisa juga menjadi 42, karena 16 adalah 4.
3. (ab) = ab
Misalkan diketahui (165) maka bentuk lainnya menjadi 165 atau bisa juga menjadi 45karena 16 adalah 4.
5. Games Exponen
   1. Otter Rush
   2. Alien Power

sumber : http://mathlogy.blogspot.co.id/2014/07/eksponen-bilangan-berpangkat.html


SEJARAH BILANGAN EKSPONEN



Pada dasarnya bilangan  pangkat bukanlah suatu sistem bilangan atau jenis bilangan melainkan suatu konsep atau metode penulisan suatu bilangan. Kita tidak menyebut bilangan berpangkat sebagai sistem bilangan seperti bilangan Bulat, bilangan Cacah, bilangan Rasional, bilangan Real dan sebagainya, karena pada dasarnya memang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian suatu bilangan dengan faktor-faktor yang sama.
2 x 2 x 2 ...
4 x 4 x 4 ...
15 x 15 x 15 ...
22x 22 x 22 ...
Perkalian bilangan-bilangan dengan faktor-faktor yang sama seperti di atas disebut sebagai perkalian berulang. Setiap perkalian berulang dapat dituliskan secara ringkas dengan menggunakan notasi bilangan berpangkat.

Pengertian Eksponen
Eksponen adalah perkalian berulang. Banyaknya perkalian yang dilakukan ditulis di atas bilangan pokok dengan ukuran angka kecil. Misal : 2 x 2 x 2. Maka ditulis 23 . Dengan 2 sebagai bilangan pokok, dan 3 sebagai bilangan pangkat (banyaknya perkalian).

Tokoh dan Sejarah Bilangan Eksponen
1. John Napier 

Pada tahun 1616 John Napier menemukan : Bilangan desimal. Contoh : 6,5 Dibaca enam koma lima dan Logaritma Contoh : 2= 8 Sama dengan 2log 8=3. Bilangan berpangkat sangat membantu kita dalam mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil. Contoh 0,00000099 ditulis dalam bilangan berpangkat menjadi 9,9  10-7

Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau eksponen adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia. John Napier juga merupakan penemu bilangan logaritma, yang memang ada hubungannya dengan bilangan eksponen. John Napier menyadari bahwa setiap bilangan bisa di ubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan tersebut bisa diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.

John Napier juga adalah seorang matematikawan, fisikawan, ahli astronomi, dan astrologi. Peninggalannya yang terkenal dalam bidang matematika di antaranya adalah Napier’s bones atau rabdologia. Rabdologia berasal dari bahasa Yunani rhabdos artinya batang  dan logia artinya belajar. Rabdologia adalah alat hitung semacam abakus yang digunakan untuk melakukan hitungan perkalian dan pembagian dengan menggunakan konsep dasar menjumlahkan untuk perkalian dan pengurangan untuk pembagian Napier’s bones terdiri dari sebuah papan dengan pinggiran dan satu set batang dengan tulisan angka-angka di dalamnya. Papan dan batang biasanya dibuat dari bahan kayu, metal atau kardus tebal.

Satu set Napier’s bones (Rabdologia) dan contoh daftar perkalian 7.
Walaupun demikian, tanpa menggunakan rabdologia semacam itu kita tetap bisa menggunakan konsep hitungan Napier’s bones untuk melakukan hitungan perkalian atau pembagian. Berikut ini adalah contoh menghitung perkalian dengan memanfaatkan konsep hitungan pada rabdologia.
Contoh : 15 X 13 = . . .
Untuk menyelesaikan perkalian dua digit, terlebih dahulu gambarlah empat buah kotak untuk mewakili digit-digit yang dikalikan itu sebagai berikut :
Langkah 1
Gambarkan empat buah kotak dengan masing-masing kotak dibagi dua menjadi dua bagian dengan sebuah garis diagonal. Karena kita akan mengalikan 15 dengan 13, maka :



Langkah 2
Kalikan masing-masing digit angka itu, dan tulis hasilnya di dalam kotak yang sesuai. Perhatikan cara meletakkan hasil kali angka-angka itu. Satu kotak dibagi dua bagian dengan sebuah garis diagonal, bagian atas diagonal diisi dengan digit puluhan, dan bagian bawah diagonal diisi dengan digit satuan. Jadi, jika hasil kalinya berupa angka satu digit maka ditulis 0 di bagian atas diagonal, dan satu digit (satuan) itu disimpan di bagian bawah diagonal
1 x 1 = 1 (ditulis 01 dalam kotak baris 1, kolom 1)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
1 x 3 = 3 (ditulis 03 dalam kotak baris 2, kolom 3)
5 x 3 = 15 (ditulis 15 dalam kotak baris 2, kolom 2)

Langkah 3
Setelah semua kotak terisi penuh, saatnya menjumlahkan masing-masing angka itu sesuai posisi garis diagonalnya. Kita akan menjumlahkan mulai dari pojok bawah sebelah kanan.
5 (untuk digit satuan)
3 + 1 + 5 = 9 (untuk digit puluhan)
0 + 1 + 0 = 1 (untuk digit ratusan)

Hasil perkalian itu ditulis di bagian bawah dan samping kiri kotak. Berturut-turut, dari pojok bawah kanan ke arah kiri adalah digit satuan dan digit puluhan, dan di samping kiri bawah adalah digit ratusan. Tidak ada digit ribuan  Tidak ada digit ribuan, karena angka di pojok kiri atasnya 0.
Jadi, hasil dari 15 x 13 = 195
 2. Rene Deskrates
Cara penulisan perkalian berulang dengan menggunakan notasi bilangan berpangkat atau notasi eksponen pertama kali dikenalkan oleh salah satu ahli matematika berkebangsaan prancis Rene Deskrates (1596–1650). Pada abad 16, matematikawan Italia menggunakan istilah lato (artinya “sisi”) yang terkadang diartikan dengan akar karena sisi tersebut tidak diketahui panjangnya. Istilah ini kemudian diambil untuk menghitung panjang sisi dari suatu bujur sangkar dan bilangan kuadrat disebut dengan lato cubico. 

Bombelli menggunakan terminologi dengan menggunakan simbol R., artinya radix, namun mirip dengan simbol universal yang biasa digunakan dokter dalam menulis resep. Oleh karena itu, Bombelli kemudian menggantinya dengan simbol R.q. (radice quarata), sehingga akar kuadrat untuk 2 ditulis dengan notasi R.q.2 dan akar kubik untuk 2 ditulis dengan notasi R.c. 2 (radice cubica). Simbol-simbol di atas mulai digunakan Bombelli dalam buku karyanya yang terkenal L’Algebra.

Menulis notasi akar dengan R.q. atau R.c. ternyata merepotkan dan tidak praktis sehingga dibuat dengan menuliskan dalam bentuk r (huruf r kecil). Apa yang terjadi kemudian? Penulisan notasi dengan r ini jika ditulis oleh tangan (bukan mesin ketik)  terlebih tulisan orang tersebut jelak, maka yang muncul adalah bentuk yang tidak lazim. Lama kelamaan huruf r kecil yang beragam ini diberi bentuk baku yaitu bentuk seperti yang kita kenal sekarang ini yaitu √. Sebelum orang menggunakan x² sebagai simbol xx, x³ sebagai simbol untuk xxx dan seterusnya, dahulu orang merasa kesulitan untuk menuliskan suatu persamaan dengan derajat yang lebih dari satu. Pada saat itu, simbol-simbol x, y, z dan seterusnya sudah digunakan untuk menyatakan bilangan yang belum diketahui nilainya. Namun, ketika mereka dihadapkan pada bilangan-bilangan yang berpangkat tinggi misalnya n, sangat tidak praktis apabila dituliskan dalam bentuk perkalian x sebanyak n kali. Dengan demikian, diperlukan simbol yang sederhana untuk bilangan-bilangan tersebut. Pada abad ke-17 matematikawan Perancis, Rene Descartes menjadi orang pertama kali menggunakan a, b dan c untuk menyatakan bilangan yang telah diketahui nilainya. Pada saat itu, Descartes mulai menggunakan symbol x² untuk xx dan sebagainya. Sejak saat itu persamaan aljabar dapat dituliskan dalam bentuk yang sudah modern.


3.  Mishael Stifel



Eksponen berasal dari dua suku kata dari bahasa lain “Expo” dan “Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan Ponere tempat dia sendiri. Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern tercatat pertama kali dalam buku “Arithemetica Integral” yang ditulis oleh seorang ahli matematika asal inggris bernama Michael Stifel. Namun demikian saat itu istilah eksponen hanya digunakan untuk bilangan dasar 2. Jadi istilah eksponen 3 berarti 2yang bernilai 8.

Kemunculan awal eksponen memang belum jelas pastinya. Meskipun tidak 100% benar banyak yang menyebutkan sistem pangkat atau eksponen ini sudah ada sejak jaman Babilonia. Pada abad 23 sebelum Masehi Masyarakat Babel di sekitar wilayah Mesopotamia telah mengenal kuadrat dalam sistem penanggalan mereka.

Konsep eksponen di zaman modern agak berbeda dari konsep Stifel atau dari masyarakat Babel. Eksponen sekarang digunakan untuk menentukan berapa kali bilangan tersebut dikalikan dengan ia sendiri. Dengan adanya eksponen anda tidak perlu lagi menuliskan 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x, anda cukup menulis 310.


Dikirim oleh: Siti Rohimah
Sr_sitirohimah31@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2014). Sejarah Penemuan Eksponen. [online]. Tersedia:http://rumushitung.com/2014/08/13/sejarah-penemuan-eksponen/ [1 Juni 2016].
Anonim, (2016). Eksponen. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Eksponen  [1 Juni 2016]
sumber: http://linkmath.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-bilangan-eksponen.html


Monday, July 24, 2017

PK GURU (PKG)

Angka Kredit yang Harus Dicapai Setiap Tahun :
“ AK yang diperlukan untuk KP setingkat lebih tinggi dikurangi sub unsur pengembangan profesi dan unsur penunjang dibagi 4”

LEBIH LENGKAPNYA KLIK DIBAWAH INI

GOLONGAN III.C FUNGSIONAL

Jenjang jabatan fungsional[sunting | sunting sumber]

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, jenjang jabatan fungsional terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.[1]

Jabatan fungsional keahlian[sunting | sunting sumber]

Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
  1. Mensyaratkan kualifikasi profesional dengan pendidikan serendah-rendahnya berijasah Sarjana (Strata-1);
  2. Meliputi kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan, peningkatan dan penerapan konsep dan teori serta metode operasional dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
  3. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.
Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu:
  1. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.
  2. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
  3. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
  4. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

Jabatan fungsional keterampilan[sunting | sunting sumber]

Jabatan fungsional ketrampilan adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
  1. Mensyaratkan kualifikasi teknisi profesional dan /atau penunjang profesional dengan pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma III (D-3);
  2. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metode operasional dari suatu bidang profesi;
  3. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam empa jenjang jabatan yaitu:
  1. Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional tingkat dibawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
  2. Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
  3. Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsinya utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh satu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
  4. Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Jabatan_Fungsional_Aparatur_Sipil_Negara
UNTUK CONTOH DPAK GOLONGAN III.C KLIK DIBAWAH INI

SASARAN KINERJA PEGAWAI

Proses Penyusunan SKP PNS
Proses Penyusunan SKP PNS
Penilaian Kinerja PNS
Penilaian Kinerja PNS
Mekanisme Penilaian Kinerja
Mekanisme Penilaian Kinerja
LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD DIBAWAH INI

Sunday, July 23, 2017

DIKTAT KELAS VIII SEMESTER I


Hadirin yang berbahagia.
Disini saya akan menyampaikan pidato saya yang berjudul Buku adalah Sumber Ilmu Pengetahuan. Membaca dikatakan banyak orang sebagai jendela dunia karena. Mengapa? ya, karena buku sama seperti jendela yang berfungsi memproleh informasi atau melihat keadaan di luar.Meskipun kita semua telah mengetahui manfaat dari buku tetapi minat membaca di dalam diri kita masihlah sangat minim. Di sinilah kekurangan kita. Kebiasaan yang sering kita lakukan. Yaitu malas.

Malas adalah salah satu faktor utama yang sangat mendukung minimnya minat membaca di dalam diri kita. Malas merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penyakit malas tidak dapat di sembuhkan,kecuali niat yang kuat di dalam diri kita. Naasnya kita selanjutnya lebih mementingkan bermain dari pada membaca.

Lebih mementingkan bermain dari pada membaca itulah sifat kita,pada waktu senggang tau kosong kita bukan manfaatkan untuk membaca malah kita lakukan untuk bermain.

Juga yang sering terjadi saat waktu membaca kita lebih cepat bosan dari pada waktu bermain,padahal manfaat membaca itu sangatlah banyak.Namun meskipun begitu,itu bukanlah masalah yang sangat besar.Karena asalkan ada niat yang kuat didalam diri kita,rintangan apapun bukanlah halangan.Maka dari itu niatkanlah yang kuat untuk membaca.Apa lagi membaca adalah kunci kesuksesan.

DIKTAT KELAS VIII SEMESTER I SILAHKAN KLIK DOWNLOAD DI BAWAH INI

CONTOH DUPAK GURU TERBARU

[Kelengkapan/persyaratan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Guru  , sebagai berikut:
  1. Asli surat pengantar dari Kepala Sekolah.
  2. Lembar Verifikasi Kelengkapan Berkas dan Usulan (Format A).
  3. Kelengkapan adminstrasi kepegawaian, terdiri dari :
    1. Fotokopi atau salinan sah surat keputusan kenaikan pangkat terakhir;
    2. Fotokopi atau salinan sah Penetapan Angka Kredit terakhir;
    3. Fotokopi atau salinan sah Penetapan Angka Kredit Tahunan (apabila ada);
    4. Fotokopi atau salinan sah Karpeg;
    5. Fotokopi atau salinan sah surat keputusan penyesuaian jabatan;
    6. Fotokopi atau salinan sah inpassing penetapan angka kredit jabatan terakhir;
    7. Fotokopi atau salinan sah konversi NIP baru;
    8. Fotokopi atau salinan sah Sertifikat Pendidik;
    9. Fotokopi atau salinan sah SK Alih Kelola;
    10. DP-3 atau Penilaian Kinerja (SKP) 2 (dua) tahun terakhir;
    11. Fotokopi atau salinan sah ijazah yang tercantum dalam SK CPNS;
    12. Fotokopi atau salinan sah SK Mutasi/Alih Tugas (apabila ada);
    13. Fotokopi atau salinan yang sah ijazah yang diajukan untuk dinilai (jika diusulkan);
    14. Fotocopy atau salinan sah surat tugas/izin belajar;
    15. Fotocopy atau salinan sah SK pembebasan sementara dari jabatan fungsional guru;
    16. Fotocopy atau salinan sah SK pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional guru;
  4. Lembar Penilaian Sub Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Format B).
  5. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit yang telah ditandatangani.
  6. Bukti fisik Penilaian Kinerja Guru (PKG).
  7. Bukti fisik pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Pengembangan Diri, yaitu Diklat dan KKG (jika ada), Publikasi Ilmiah (khusus usulan PTK dimasukkan pada format C) dan/atau Karya Inovatif.
  8. Bukti fisik pelaksanaan kegiatan penunjang tugas guru.
Format DUPAK Guru, petunjuk dan pedoman pelaksanaan kegiatan penilaian dan penetapan angka kredit jabatan fungsional guru, silakan unduh APLIKASI DUPAK EXCEL GURU 2017
Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru harus dibuat nominatifnya oleh sekolah dengan menggunakan format yang ada, silakan unduh format Nominatif DUPAK 2017
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pengisian data DUPAK Guru dengan menggunakan Aplikasi DUPAK Excel Guru 2017, silakan unduh DATA ISIAN DUPAK GURU dan penyusunan proposal/laporan hasil penelitian tindakan kelas, silakan unduh DATA PENYUSUNAN PTK
----------------------------------
SUMBER : http://dupakguru.net
SILAHKAN DOWNLOAD DIBAWAH INI

AKREDITASI SEKOLAH

Sekapur Sirih Ketua BAN-S/M


Pembaca yang Budiman, 

Terima kasih Anda telah mengunjungi website Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Website ini kami kembangkan sebagai upaya untuk merealisasikan visi, misi, dan moto BAN-S/M sebagai salah satu lembaga penjaminan mutu pendidikan. Visi BAN-S/M adalah terwujudnya lembaga akreditasi sekolah/madrasah yang professional, terpercaya dan terbuka. Misi BAN-S/M adalah untuk: (1) mengembangkan sistem penyelenggaraan akreditasi yang efektif dan efisien; (2) mengembangkan perangkat dan mekanisme akreditasi yang tepat dan bermutu; (3) mengembangkan integritas dan kompetensi pelaksana akreditasi; (4) mengembangkan komunikasi, sinergi dan kerjasama akreditasi dengan berbagai pemangku kepentingan; (5) mengembangkan sistem informasi akreditasi sebagai bagian dari akuntabilitas publik dan pengambilan keputusan; (6) mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan institusi akreditasi negara lain. Dengan moto Akreditasi Bermutu Untuk Pendidikan Bermutu, BAN-S/M berusaha terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan, sumberdaya manusia dan kinerja yang bermutu dalam empat pilar akreditasi yaitu perangkat, asesor, manajemen dan hasil akreditasi. 

Melalui website BAN-S/M para pembaca dapat memperoleh informasi resmi tentang kebijakan, program, dan kegiatan BAN-S/M serta hasil-hasil akreditasi sekolah/madrasah di Indonesia dan sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). Para pembaca juga dapat mengirimkan artikel populer yang terkait dengan akreditasi dan berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan, kritik, saran, berita seputar sekolah/madrasah dan pengalaman akreditasi serta informasi lain yang bermanfaat. 

Selamat membaca. 

Ketua BAN-S/M 

Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.
SUMBER
http://bansm.or.id
KLIK DIBWAH INI